Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Isi Surat Emosional Francesco Totti dalam Pidato Perpisahan dengan Roma

By Septian Tambunan - Senin, 29 Mei 2017 | 07:40 WIB
Kapten AS Roma, Francesco Totti, ditemani istri dan ketiga anaknya memberi ucapan perpisahan kepada publik Olimpico seusai laga Serie A kontra Genoa pada 28 Mei 2017. (VINCENZO PINTO/AFP)

Kapten AS Roma, Francesco Totti (40), menyudahi perjalanan kariernya di sepak bola profesional pada Minggu (28/5/2017). Laga Serie A - kasta teratas Liga Italia - kontra Genoa di Stadion Olimpico itu menjadi kali terakhir Totti berkostum Roma.

Seusai pertandingan, Totti melakukan victory lap ke segala penjuru stadion untuk membalas aplaus penonton. Setelah itu, dia mengucapkan salam perpisahan sambil membaca surat kepada suporter sambil berlinang air mata.

"Kita semua berada di sini. Momen itu akhirnya tiba. Ini momen yang sebenarnya saya harapkan tidak pernah terjadi," kata Totti kepada publik Olimpico, seperti dilansir dalam situs resmi klub.

"Dalam beberapa hari terakhir, ada banyak hal dikatakan soal saya, hal-hal indah. Kalian semua berada di belakang saya, mendukung saya dalam periode sulit. Karena itulah, saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua."

Saat melakukan ucapan perpisahan, Totti ditemani oleh sang istri, Ilary Blasi, yang dinikahinya sejak 2005.

"Saya menangis karena kebersamaan selama 25 tahun ini tak mungkin dilupakan. Terima kasih semuanya, meski ini tak mudah bagi saya. Saya telah berbicara dengan istri saya tentang tahun-tahun tersebut."

"Saya mengucapkan terima kasih kepada ayah, ibu, saudara, dan teman-teman. Terima kasih kepada istri dan ketiga anak saya. Saya memulainya dari mereka karena tak yakin bisa mengakhirinya."

"Sulit melukiskan perjalanan 28 tahun dalam beberapa frasa. Saya sebenarnya ingin melakukannya dengan nyanyian atau puisi. Namun, saya tak jago dalam keduanya."

"Saya hanya mencoba menunjukkan dengan kaki-kaki saya. Sebab, segalanya terlihat mudah dengan cara itu."

Totti mengakhiri karier setelah bermain untuk AS Roma selama 24 musim atau 25 tahun sejak melakoni debutnya. Dia mempersembahkan gelar juara Liga Italia alias scudetto pada musim 2000-2001.

Total, dia mengabdi selama 28 tahun sejak bergabung dengan Akademi AS Roma pada 1989.

 

"Apakah kalian tahu mainan favorit saya ketika kecil? Bola sepak dan masih hingga saat ini. Namun, dalam titik tertentu, Anda harus bertambah dewasa. Itulah yang orang lain katakan bahwa waktu telah membuat keputusan."

"Waktu berjalan begitu cepat, sama seperti pada 17 Juni 2001 (ketika AS Roma menjalani laga penentuan juara). Saya tak sabar mendengar wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Hal itu masih membuat saya merinding."

"Kini, waktu memberi tahu bahwa saya harus tumbuh. Dia mengatakan, mulai besok, saya akan menjadi orang dewasa. Melepas kostum dan sepatu sepak bola."

"Mulai sekarang, saya adalah laki-laki yang tak bakal lagi mencium bau rumput, merasakan terpaan cahaya matahari di wajah, adrenalin, dan kepuasan ketika merayakan."

Putusan Totti mundur sudah bulat. Ketika kontraknya rampung pada akhir musim ini, pemain berusia 40 tahun itu pun akan memutuskan gantung sepatu.

Baca Juga:

"Dalam tiga bulan terakhir, saya selalu bertanya kenapa harus bangun dari mimpi ini. Ini seperti ketika sedang mimpi pada masa kecil dan ibumu membangunkan karena harus sekolah. Kamu mencoba tidur dan bermimpi, tetapi tidak dapat mimpi serupa."

"Kali ini bukanlah mimpi. Ini realitas. Saya ingin mendedikasikan surat ini kepada seluruh anak kecil yang mendukung saya dan berharap tumbuh seperti saya."

"Perjalanan karier saya mungkin seperti dongeng, dan bagian terburuk adalah sudah akan tamat. Saya akan melepas kostum untuk terakhir kali. Namun, saya takkan siap untuk mengatakan bahwa ini telah berakhir."

Berita pensiunnya Totti juga dirumorkan akibat tak lagi cocok dengan pelatih Luciano Spalletti. Hal itu dikarenakan Totti tak pernah lagi mendapat kepercayaan penuh dan jarang sekali dimainkan. Namun, Totti tak menjelaskannya secara rinci.

 

"Saya minta maaf apabila selama periode tersebut tidak memberi wawancara untuk mengklarifikasi apa yang ada di pikiran saya. Tak mudah untuk mematikan lampu."

"Kini, saya takut. Ketakutan ini berbeda dengan ketika berada di depan gawang dan harus mencetak gol melalui penalti. Saat ini, saya tak bisa melihat melalui lubang di jaring gawang dan apa yang berada di baliknya."

"Maka, izinkanlah saya sedikit takut. Saat ini, saya adalah orang yang membutuhkan kalian dan kehangatan kalian. Seperti kalian tunjukkan selama ini, dengan afeksi. Dengan begitu, saya akan bisa membuka lembaran baru dan petualangan baru."

"Pada momen ini, saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan setim, pelatih, direktur, presiden, dan seluruh pihak yang telah bekerja sama dengan saya. Terutama suporter di Curva Sud, rujukan bagi pemain dan warga Kota Roma."

"Sebagai pemain dan warga Roma merupakan keistimewaan bagi saya. Menjadi kapten tim ini juga sebuah kebanggaan. Saya mungkin tak bisa bermain-main lagi dengan kaki saya, tetapi hati saya selalu bersama kalian semua."

"Kini, saya akan berjalan menuruni tangga, menuju kamar ganti yang menyambut saya ketika kecil, lalu meninggalkannya sebagai pria dewasa."

"Saya senang dan bangga atas 28 tahun bersama Roma yang saya cinta. Saya cinta kalian semua..."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P