Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Angers Vs Paris Saint-Germain, Himalaya Versi Paris

By Sabtu, 27 Mei 2017 | 13:48 WIB
Pemain Paris Saint-Germain (kiri-kanan): Maxwell, Thiago Motta, Hatem Ben Arfa, dan Marco Verratti memberikan apresiasi mereka terhadap para suporter dengan tepuk tangan seusai laga melawan Arsenal dalam laga lanjutan Grup A Liga Champions 2016-2017 di Stadion Emirates, London, pada 23 November 2016. (JUSTIN TALLIS/AFP)

"Kami harus mendaki Himalaya. Melakukannya dengan memakai sandal akan mustahil. Karena itu kami harus memakai sepatu yang tepat," ujar Moulin di Sports.fr.

Puncak "Himalaya Paris" gagal digapai Angers. Tapi, anak asuh Moulin tetap bisa bangga karena mampu menahan imbang PSG 0-0.

Partai itu mesti dijadikan acuan bagi pasukan Angers. Karl Toko Ekambi cs layak percaya diri karena mereka menutup Ligue 1 musim ini dengan hasil bagus.

Angers mengumpulkan dua kemenangan plus sebiji hasil imbang dalam tiga partai pamungkas liga. PSG malah hanya bermain imbang 1-1 kontra Caen di pertandingan terakhir.

Edisi ke-100

Namun, kekecewaan itu justru bakal memicu amarah PSG. Gelar Coupe de France bakal menjadi setitik terang di akhir perjalanan musim Les Parisiens yang cenderung muram.

Baca Juga:

"Bagi kami Coupe de France musim ini penting. Ini adalah edisi ke-100. Kami ingin gelar ke-11, karena itu kami bersiap agar mampu bermain baik dan menang," kata pelatih PSG, Unai Emery.

Analogi Moulin masih relevan dipakai di ajang Coupe de France. PSG adalah Himalaya yang sulit ditaklukkan di ajang kompetisi piala domestik (Coupe de France dan Coupe de la Ligue).

Edinson Cavani cs selalu menang dalam 31 partai pamungkas mereka!