Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Pemain 'Remeh' Pengguncang Premier League 2016-2017

By Septian Tambunan - Selasa, 23 Mei 2017 | 23:15 WIB
Pemain Bournemouth, Joshua King, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Burnley dalam laga Premier League di Stadion Vitality, Bournemouth, Inggris, pada 13 Mei 2017. (STEVE BARDENS/GETTY IMAGES)

3. Sam Vokes (Burnley; 27 tahun)

Vokes sebenarnya sudah melakukan debut di Premier League pada musim 2009-2010 dengan balutan seragam Wolverhampton Wanderers. Namun, hingga musim 2011-2012, tak satu pun gol dia ciptakan.

Pada musim 2015-2016, Vokes kembali mendapat kesempatan beraksi di ajang termewah Inggris tersebut.

Kali ini, dia berbalut seragam Burnley. Akan tetapi, gol tak kunjung datang dari 561 menit yang dilakoni. Kemandulan striker berpaspor Wales tersebut mungkin menjadi salah satu penyebab timnya terdegradasi.

Baca Juga:

Vokes berhasil membawa Burnley promosi lagi berkat sumbangan 15 gol dan empat assist sepanjang berkecimpung di Championship (kasta kedua Liga Inggris) 2015-2016.

Pemanasan manis itu rupanya berlanjut hingga di Premier League. Vokes akhirnya menyudahi pergelaran musim ini dengan rangkuman 10 gol!

Ketajaman dia bahkan mengungguli striker terbaik Burnley, Andre Gray, yang cuma mengemas sembilan gol. Padahal, Gray adalah top scorer Burnley di Championship (25 gol) pada musim 2015-2016.

Hebatnya lagi, gol-gol Vokes berasal dari kaki kiri (1), kaki kanan (7), dan sundulan (2). Cara terakhir tidak mampu dilakukan Gray musim ini.

2. Gareth McAuley (West Bromwich Albion; 37 tahun)

McAuley benar-benar mengagetkan publik Inggris, khususnya fan West Brom. Bersama duo pemain Chelsea, Gary Cahill dan Marcos Alonso, dia menjadi bek paling tajam Premier League musim dengan gelontoran enam gol!

Akan tetapi, Cahill baru berusia 31 tahun dan Alonso menginjak usia 26 tahun, sedangkan McAuley nyaris menyentuh kepala empat.

Selain itu, McAuley juga jauh lebih sibuk dibandingkan Cahill apabila dilihat dari segi blok tembakan (32 berbanding 19), intersep (79; 51), dan sapuan (220; 170).

Statistik McAuley membuktikan bahwa usia bukan menjadi penghalang untuk unjuk gigi di kompetisi yang menuntut kecepatan seperti Premier League.