Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lyon Vs Ajax, Tren Pembantaian

By Kamis, 11 Mei 2017 | 22:14 WIB
Nabil Fekir (Lyon) dan Bertrand Traore (Ajax), bakal saling serang. (VALERIO PENICINO/GETTY IMAGES, CHRISTOPHER LEE/GETTY IMAGES)

Parc Olympique Lyonnais, kandang Olympique Lyon, musim ini pernah menjadi tempat pembantaian representasi Belanda. Di leg II semifinal Liga Europa 2016/17, pesta gol kembali wajib diwujudkan Les Gones.

Penulis: Sem Bagaskara

Apabila ingin melangkah ke final Liga Europa, Lyon harus mengejar skor kemenangan 3-0 atau keunggulan dengan margin empat gol.

Syarat tersebut muncul akibat kekalahan 1-4 yang mereka alami kala melawat ke rumah Ajax, Amsterdam Arena, pada leg I semifinal.

Hasil akhir tak akan semencolok itu andai Lyon lebih efektif dalam memanfaatkan peluang. Saat kedudukan 1-3, Lyon punya kans emas memperkecil ketinggalan via Nabil Fekir.

Fekir mencoba untuk melewatkan bola di antara kaki kiper Ajax, Andre Onana. Sial bagi Lyon, rencana brilian Fekir itu mentah dan Ajax justru mampu memantapkan kemenangan.

"Hal paling penting adalah percaya bahwa keajaiban mungkin diwujudkan. Saya bilang kepada pemain setelah laga usai bahwa meski kalah, mereka harus menegakkan kepala dan berpikir bahwa segala hal masih bisa terjadi," kata pelatih Lyon, Bruno Genesio, menyikapi kekalahan telak timnya.


Gelandang Olympique Lyon, Corentin Tolisso (kanan), merayakan gol yang dia cetak bersama Memphis Depay dalam laga Ligue 1 kontra Lorient di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Prancis, pada 8 April 2017.(ROMAIN LAFABREGUE/AFP)

Lyon punya modal untuk membuat keajaiban. Pasukan asuhan Genesio sangat produktif jika mentas di hadapan publik Parc OL.

Musim ini, Lyon sudah memainkan tiga partai kandang di Liga Europa. Hasilnya mereka selalu meraih kemenangan.