Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bek Masa Depan Indonesia, Syarat Konsistensi Putu

By Jumat, 28 April 2017 | 11:03 WIB
Bek Bhayangkara Surabaya United, I Putu Gede Juni Antara, saat ditemui JUARA. (SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.NET)

Posisi bek sayap, terutama di era sepak bola modern, memang seperti punya beban berlebih. Tak hanya diharapkan piawai bertahan, tapi juga mesti pintar membantu serangan. Keseimbangan inilah yang kadang tak dimiliki.

"Selain itu, preferensi pelatih soal gaya bermain tim atau pilihan soal muka lama atau anyar juga turut berpengaruh," kata Pramuaji, content creative perusahaan penyedia data statistik Labbola.

Menurut lelaki yang akrab disapa Ajay ini, ada bek kanan yang sekadar unggul dalam elemen ofensif, seperti umpan silang, kemampuan mengeksekusi bola mati, atau transisi dari pertahanan ke menyerang.

Sebaliknya, ada juga bek kanan yang cuma bagus dalam elemen defensif, semacam tekel atau kemampuan membaca operan silang lawan.

"Bek Persipura, Yustinus Pae, adalah contoh bek kanan yang memperlihatkan statistik bagus di elemen ofensif, sementara Novan Setya Sasongko (Semen Padang) piawai di elemen bertahan. Beni juga sebenarnya lebih bagus di sisi defensif ini," ucapnya.

Baca Juga:

Ajay juga menyebut bahwa Hasyim Kipuw serta Ismed Sofyan memperlihatkan statistik penampilan prima selama dua tahun belakangan.

Masalahnya, Pae dan Ismed sudah tergolong pemain veteran, lalu Kipuw serta Novan berusia 28 dan 27 tahun dan bahkan tidak dilirik oleh Riedl untuk Piala AFF 2016.

Lantas, siapakah pemain yang punya potensi menggantikan Beni di masa depan?

"Harapan saya ada pada Putu Gede Juni Antara. Gayanya memang stylish, tapi tidak masalah karena toh dulu Anang Maruf juga demikian. Yang lebih penting untuk diperbaiki oleh Putu adalah kemampuannya melepas umpan silang," tutur Supriyono.