Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peringatan 87 Tahun PSSI, Ajakan Agar Sepak Bola Indonesia Mulai 'Berlari'

By Sabtu, 22 April 2017 | 20:45 WIB
Ketua PSSI, Edy Rahmayadi, memberikan sambutan pada acara pengukuhan kepengurusan PSSI di Gedung Balai Kartini, Jumat (27/1/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Indonesia pernah tampil di Piala Dunia 1938 kendati dengan nama Hindia Belanda, menahan imbang raksasa Uni Soviet di Olimpiade 1956, meraih perunggu cabang sepak bola di Asian Games 1958, serta dua kali menyabet emas cabang sepak bola di SEA Games.

Penulis: Andrew Sihombing/Yosrizal/Suci Rahayu/Budi Kresnadi

Tidak ada yang membantah bahwa deretan pencapaian di atas merupakan sejarah manis sepak bola negeri ini. Masalahnya, selama setidaknya dua dekade terakhir, sepak bola Tanah Air lebih banyak cuma larut dalam kenangan manis itu tanpa terlihat berupaya memperbaiki diri.

Saat banyak negara lain terus berusaha sekuat tenaga mengejar cepatnya perkembangan, bal-balan Indonesia pun tetap saja lelap dalam nostalgia sembari berharap sekonyong-konyong bisa berprestasi lagi.

Kenyataan ini yang setidaknya disadari oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, saat organisasi yang dipimpinnya merayakan hari jadi ke-87 pada Rabu (19/4/2017).

"Di usia 87 tahun ini, kita harus introspeksi diri," kata Edy kepada wartawan selepas perayaan sederhana, yang hanya diisi dengan pemotongan tumpeng dan doa bersama dengan mengundang anak yatim piatu, di Kantor PSSI di lantai 17 Gran Rubina Business Park, Jakarta.

"Selama ini sepertinya Indonesia terlena sehingga negara-negara sahabat sudah terlalu cepat di depan. Mereka sprint, sementara kita santai saja," ucapnya.

Pernyataan Panglima Kostrad ini mudah disepakati, walau terasa menyesakkan. Tolok ukurnya pun sederhana saja.

Misalnya, ketika negara tetangga semacam Thailand dan bahkan Vietnam dengan pede mengincar tiket ke putaran final Piala Dunia, penikmat sepak bola nasional masih saja berkutat dengan impian memenangi Piala AFF dan medali emas SEA Games.

Di hari ulang tahun organisasi yang usianya lebih tua dari republik ini, Edy mengajak pelaku sepak bola Indonesia untuk mulai ikut berlari kencang.

"Dengan doa dan usaha, semoga bisa mengimbangi sprint negara-negara lain. Lebih baik terlambat daripada tak pernah bertemu dengan mereka semua," ucapnya.

Baca Juga:

Berlari cepat memang sudah menjadi keharusan bagi sepak bola Indonesia bila tak mau tertinggal semakin jauh.  Pertanyaannya, berlari ke arah mana?

Dalam sejumlah kesempatan, Edy menyebut fokus utama dirinya dan PSSI adalah membawa timnas Indonesia kembali berprestasi di ajang internasional.

Misi ini yang melatarbelakangi munculnya kewajiban bagi tim menurunkan pemain muda di kompetisi profesional.

Bagi Edy dan PSSI, kebijakan ini sebagai upaya percepatan munculnya pemain muda potensial untuk memperkuat Tim Merah-Putih di SEA Games 2017 serta Asian Games 2018.

Ini pula alasan gencarnya kursus kepelatihan untuk meningkatkan lisensi dan pengetahuan pelatih sepak bola nasional serta wacana kompetisi U-15, U-17, serta U-19. Disebut wacana karena memang belum sepenuhnya terealisasi.

Berhasil atau tidak, tentu masih menjadi rahasia Bapak Waktu. Semoga sepak bola nasional tidak malah berlari cepat tanpa arah yang jelas.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P