Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lumayan sukar memperkirakan posisi Atalanta musim ini jika tidak ada Alejandro Gomez. Gol-gol Gomez berandil besar dalam nangkringnya klub itu di zona antarklub Eropa, bahkan sebelum koleksi sang striker melonjak di paruh kedua musim.
Penulis: Christian Gunawan
Terkait Gomez, Atalanta menatap ironi. Pada pekan ke-30 lalu, Atalanta semakin menunjukkan diri sebagai kejutan terbesar Serie A musim ini.
Klub berjulukan La Dea atau Sang Dewi ini mencatat kemenangan 5-0 di Luigi Ferraris, kandang Genoa. Hasil itu merupakan kemenangan tandang terbesar yang pernah dibuat Atalanta di Serie A.
Sepekan sebelumnya, Si Hitam-Biru menang tiga gol tanpa balas atas juru kunci klasemen, Pescara. Sayang bagi Atalanta, perolehan poin mereka tersendat akhir pekan kemarin.
Di kandangnya, Atleti Azzurri d’Italia, klub Bergamo itu ditahan imbang Sassuolo. Sang tamu bahkan unggul lebih dulu sebelum disamakan Bryan Cristante.
Atalanta masih berada di peringkat kelima. Gol Cristante mempertahankan posisi mereka di atas dua klub Milano.
Peran assist Alejandro Gomez kepada gelandang pinjaman dari Benfica itu tidak bisa dikecilkan. Faktanya, Gomez adalah pemain terbaik La Dea, tak hanya di tiga laga terakhir.
Gomez mencetak dua gol plus satu assist saat Atalanta menjamu Pescara. Di Genoa, pemain asal Argentina yang juga bisa bermain sebagai gelandang itu menggelontorkan tiga gol.
Lima gol di dua pertandingan melesatkan nilai penyerang berusia 29 tahun itu. Total, Gomez sudah sekali melesakkan hat-trick dan tiga kali mencetak dua gol setelah pergantian tahun.
Baca Juga:
Football Italia memastikan bahwa torehan itu menjadikan Gomez satu-satunya pemain yang bisa membuat gol jamak dalam empat laga dari lima liga domestik terbesar di Eropa pada 2017.
Tanpa Janji
Sampai pekan ke-31, Gomez telah membukukan 14 gol dan tujuh assist. Padahal, startnya buruk musim ini: hanya sebiji gol dari 10 partai pertama. Di setengah musim pertama, total golnya pun baru tiga buah.
Hingga torehan golnya melonjak usai pergantian tahun, Gomez sudah memberikan pengaruh positif bagi Atalanta. La Dea selalu menang jika pemakai nomor punggung 10 ini mencetak gol.
Jika saja Atalanta menang atas Sassuolo akhir pekan ini atau Udinese pada medio Desember lalu, klub ini akan mencatat ketergantungan tinggi kepada Gomez.
Di laga kontra Udinese itu, Sang Dewi kalah 1-3 di rumahnya, dengan Gomez membuat satu assist di laga itu. Itulah satu-satunya kekalahan La Dea saat Gomez membikin gol atau assist maupun kombinasi keduanya.
Atalanta besutan Gian Piero Gasperini mendekat ke kompetisi antarklub Eropa. Namun, Gomez mungkin menghasilkan ironi. Sang protagonis boleh jadi berganti klub musim depan.
11 - Alejandro Gomez has already scored 11 league goals in 2017, more than any other player in Serie A in this calendar year. Papu. pic.twitter.com/49zPwC1y2y
— OptaPaolo (@OptaPaolo) April 6, 2017
Pemain bertinggi badan hanya 165 sentimeter itu pun tak berniat memberikan garansi untuk klubnya.
“Saya tak pernah membuat janji apa pun karena tak tahu masa depan. Saya hanya bisa menyatakan kembali bahwa hanya akan meninggalkan Atalanta untuk klub besar yang mengincar scudetto atau Liga Champions,” kata pemain kelahiran Buenos Aires itu kepada L'Eco di Bergamo.
Seraya menggoda klub-klub mapan di Serie A, eks pemain San Lorenzo dan Catania ini menegaskan keengganan dirinya memprioritaskan uang.
Gomez, untuk sementara waktu, menolak bermain di liga yang tengah gencar merekrut pemain bagus di Eropa.
“Saya takkan mengulangi kekeliruan empat tahun lalu kala pergi demi gaji, tapi lalu harus kembali. Akan ada saatnya saya mempertimbangkan Liga China, MLS, atau liga di Timur Tengah. Saya belum pernah dan ingin merasakan kompetisi antarklub Eropa,” ucap pemain yang pindah dari Catania ke Metalist Kharkiv pada 2013 itu.
Bagaimana jika Sang Dewi ke Eropa, tapi Gomez pindah? Ironi tetaplah ironi, seringan apa pun.