Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Entah hendak melindungi pemainnya atau memang punya pandangan berbeda, Luis Milla menentang bila Indonesia U-22 asuhannya disebut tampil jelek.
Penulis: Andrew Sihombing
Selain soal hasil, beberapa pertimbangan membuat eks gelandang Barcelona dan Real Madrid ini justru puas dengan performa Evan Dimas cs.
"Jangan lupa bawah kami baru bersama selama dua bulan. Anak-anak baru kenal dengan saya, sementara saya juga baru mulai mengenal karakter mereka," ujar Milla.
"Saya pelatih asing, bahasa masih menjadi kendala. Hanya, memang masih ada ruang untuk perbaikan, terutama agar tidak cepat kehilangan bola. Kami masih bisa berkembang," ucapnya.
Milla juga menyinggung soal lapangan. "Lapangan juga tidak mendukung. Tapi, tidak mengapa. Bukan sepak bola namanya bila tak ditekan dan berada dalam tekanan," tuturnya.
Krusial
Di sisi lain, sepasang pemain menjalani debut di Indonesia U-22 era Luis Milla pada pertandingan melawan Persija di Stadion Patriot Chandrabaga, Rabu (5/4/2017), yakni bek Hansamu Yama dan kiper Satria Tama.
Dipasang sejak sepak mula, keduanya meninggalkan lapangan dengan kondisi berbeda.
Baca Juga:
Hansamu hanya merumput selama 35 menit akibat terhantam cedera. Posisinya di jantung pertahanan lantas digantikan oleh Andy Setyo Nugroho. Sementara itu Satria bernasib lebih jauh lebih baik.
Bukan hanya bermain penuh, kiper milik Persegres ini juga layak dijagokan sebagai kiper utama Indonesia U-22 berkat penampilan apiknya.
Dalam 23 menit pembuka saja, eks kiper Indonesia U-19 era pelatih Eduard Tjong ini sudah melakukan dua kali penyelamatan.
Di babak kedua, peran Satria lebih krusial.
Ia sukses memotong operan mendatar Rohit Chan di mulut gawangnya pada menit ke-60, memblok tendangan Mbai Junior yang sudah berhadapan dengannya pada menit ke-86, serta menangkap sundulan Willian Pacheco semenit berselang.
Bisa jadi, mata Milla hanya mengarah pada Satria seorang sepanjang laga hingga sang pelatih berani menyebut timnya bermain baik.