Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Frido sudah memiliki tanda-tanda menjadi penerus Vendry Mofu dan Fandry Imbiri. Karier kapten Semen Padang U-21 pada 2016 itu berbeda dengan pemain didikan Kabau Sirah lain.
Pemain dari tim Kabau Sirah muda dengan materi pemain kelahiran di atas 1988 sebetulnya dibubarkan dan dikembalikan ke klub asal masing-masing. Namun, tidak demikian dengan Frido.
Baca Juga:
Gelandang kelahiran Sentani, Papua, 10 Februari 1997, itu justru diarahkan pelatih Welyansyah untuk mencoba trial di tim senior Semen Padang. Lewat rekomendasi Wely, Nil kemudian tak ragu mencoba Frido.
Penampilan Frido pun tak mengecewakan di laga kontra Payakumbuh Selection. Posisi vital langsung diembannya. Jika lolos dalam seleksi yang dilakukan Nil, Frido bakal menjadi generasi anyar Papua di Semen Padang setelah Vendry dan Fandry.
Butuh Tandem
Jika masalah gelandang bertahan selesai berkat kehadiran Frido, Kabau Sirah berarti tinggal menyelesaikan pekerjaan rumah di lini depan. Pasalnya, Marcel Sacramento tampak pincang tanpa tandem sepadan.
Sebelumnya, penyerang asal Brasil itu sangat padu bersama Nur Iskandar. Namun, kepergian teman duetnya itu membuat Marcel harus menemukan chemistry lagi.
Nil punya kecenderungan menduetkan Marcel dengan Vendry Mofu, bukan Tambun Naibaho atau striker muda Syamsul Bahri. Dari uji coba perdana, pasangan tersebut dinilai tim pelatih paling pas.
Kalau demikian, pos yang ditinggalkan Vendry bakal diisi Ko Jae-sung sebagai penyuplai bola di lini tengah.
“Ada kemungkinan seperti itu. Semuanya belum final. Kami ingin melihat lagi saat uji coba melawan PS TNI. Kalau komposisi ini berjalan bagus, maka menjadi acuan untuk di Liga 1,” kata Nil.