Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Subterminal bagi Indonesia U-22 Belum Jelas

By Minggu, 2 April 2017 | 20:20 WIB
Penyerang sayap timnas Indonesia, Febri Hariyadi saat mencoba melewati bek Myanmar, David Htan pada uji coba internasional di Stadion Pakansari, Selasa (21/3/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Rencana menempa Indonesia U-22 di Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 di Baku, Ajerbaizan, 8-22 Mei 2017, sebelum terjun di SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia, 19-31 Agustus 2017, terancam batal.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Nama Indonesia tidak masuk dalam delapan tim peserta yang dirilis oleh Azerbaijan Islamic Solidarity Games Operations Committee (AISGOC). Padahal ajang itu penting buat Garuda Muda.

Mengetahui hal itu, Sekretaris Jenderal PSSI, Ade Wellinton, segera merespons. Menurut Ade, federasi telah coba melengkapi persyaratan agar tim besutan Luis Milla itu bisa ambil bagian di ajang multicabang khusus negara-negara Islam tersebut.

"Proses pendaftaran dan penyerahan nama melalui KOI (Komite Olahraga Indonesia). Kami lagi bicara apakah ada proses yang belum kami lakukan atau seperti apa," kata Ade.

Menurut Ade, PSSI telah memasukkan 60 nama pemain ke KOI sejak 16 Februari 2017. Menyusul pada awal Maret 2017, federasi mendaftarkan 26 pemain.

Sementara itu, Ketua Staf Ahli Timnas PSSI, Gede Widiade, menyebut Febri Hariyadi Cs mesti dicarikan ajang pengganti seandainya batal tampil di ISG.

Sebab, ia menempatkan agenda tersebut sebagai salah satu media pematangan pemain yang bagus untuk pemain.

"Kalau SEA Games sebagai subterminal terakhir dalam suatu perjalanan, agenda di Baku itu jadi subterminal yang besar sebelum menuju akhir. Persiapan timnas akan lebih intensif di sana," ujar Gede.

Baca Juga:

Demam Panggung

Di sisi lain, staf ahli timnas khusus pemain depan, Bambang Nurdiansyah, menyebutkan bahwa sebenarnya agenda di ISG tidak harus menjadi program vital.

"Yang terpenting, timnas tidak hanya uji coba melawan tim lokal. Timnas harus melawan pemain-pemain luar negeri karena efeknya akan berbeda. Mereka harus melawan tim dengan kekuatan selevel atau lebih baik," tuturnya.

Sosok yang kini menjadi pelatih Persita itu mengatakan melawan tim luar akan berpengaruh besar pada psikologis pemain. Pemain akan terbiasa bertempur dengan negara lain tanpa merasa demam panggung.

"Coba kalau kita teliti lagi komposisi pemain yang tampil saat melawan Myamar. Banyak kan pemain yang baru pertama kali berseragam timnas? Masih banyak pemain yang minim jam internasionalnya," tutur Bambang.

Mengenai penampilan Garuda Muda, pelatih yang akrab disapa Banur itu mengatakan Evan Dimas Cs belum memperlihatkan pola permainan yang diinginkan Milla.

Pasalnya, pelatih yang sukses menukangi Spanyol U-21 itu belum memiliki waktu khusus untuk fokus mentransfer visi misi permainannya kepada tim.

"Sebelumnya Milla sibuk menyeleksi pemain," ujarnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P