Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bhayangkara FC, Menyikapi Rencana Menggelikan

By Selasa, 28 Maret 2017 | 04:25 WIB
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, memimpin latihan di lapangan Polda Jawa Timur, Rabu (22/3/2017) pagi. (TB KUMARA/JUARA.NET)

Jadwal sepak mula Liga 1 sudah kian dekat. Namun, pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, bisa jadi malah semakin pusing.

Penulis: Suci Rahayu/Andrew Sihombing

Kepergian gelandang bertahan M Hargianto, yang pekan lalu menandatangani kontrak di Persija, merupakan hantaman terkini yang mesti dirasakan oleh Bhayangkara FC. McMenemy menyebut ia harus melepas Hargi demi kepentingan sang pemain sendiri.

"Hargianto adalah pemain yang sangat bagus. Saya berdiskusi sangat panjang dengannya tentang ini. Bila saya hanya berpikir tentang kebutuhan tim, saya pasti akan menahannya," kata McMenemy.

"Tapi, pemain seperti dia butuh banyak kesempatan bermain dan itu yang dimilikinya di Persija. Saat ini kami masih memiliki Firman Utina dan gelandang lain sehingga ada kemungkinan melakukan rotasi. Kehilangan pemain terbaik seperti Hargianto tentu sulit, tapi dia perlu bermain setiap pekan untuk mendapatkan tempat di tim nasional," kata eks pelatih Pelita Bandung Raya itu.

Pengalaman

McMenemy harus menyikapi kehilangan itu dengan baik. Sama halnya dengan menyikapi potensi kehilangan lain yang tak kalah besar. Kekuatan Bhayangkara FC bisa terganggu saat kompetisi berjalan nanti.

Selain Hargi, tiga pemain lain turut dipanggil dalam laga uji coba Indonesia U-22 kontra Myanmar. Ketiganya adalah Evan Dimas, Putu Gede Juni Antara, serta Dendy Sulistyawan.

Artinya, ketiga pemain ini juga akan menghilang dari daftar skuat Bhayangkara FC bila dipanggil ke pelatnas jangka panjang Indonesia U-22.

Baca Juga:

"Rencana itu sebenarnya menggelikan. Kami mencoba membangun tim ini dengan pemain muda, tapi kami justru harus kehilangan mereka untuk pelatnas jangka panjang nanti," kata McMenemy.

"Saya paham bahwa timnas sangat penting. Tapi, tidak ada timnas negara lain yang seperti ini. Kebijakan demikian membunuh kami," tambah sang pelatih.

Hilangnya pilar-pilar tersebut setidaknya terlihat dalam turnamen Cilacap Cup. Dalam partai final pada Sabtu (25/3/2017), Bhayangkara FC kalah 0-2 dari Madura United.

Kekalahan itu harus menjadi pelajaran penting. Setidaknya itu yang diyakini oleh McMenemy.

"Kami memang mendapat banyak pelajaran penting di Cilacap Cup. Bukan tentang taktik atau strategi, tapi lebih soal mental, khususnya pada adu penalti," ujar McMenemy.

"Saya sudah berbicara dengan mereka tentang kesalahan yang terjadi di lapangan. Yang terpenting adalah bahwa kami harus melakukan evaluasi. Pemain juga mesti move on, bangkit dari kekalahan di final. Jadi, secara keseluruhan, ya turnamen ini menjadi pengalaman yang bagus buat tim," kata pelatih Filipina di Piala AFF 2010 itu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P