Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada 2006, Kevin mengikuti Audisi Umum PB Djarum, namun gagal. Meski begitu, Kevin tidak menyerah. Dia mencoba lagi tahun berikutnya.
"Saya tambah jam latihan Kevin dari seminggu empat kali menjadi setiap hari untuk memperbaiki kualitas permainan. Akhirnya, dia lolos audisi pada 2007 saat masih berusia 11 tahun," ujar Sugiarto.
"Saya sempat ragu melepas Kevin yang masih kecil. Namun, melihat kemauan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah Kevin, saya mulai tenang. Awalnya, Kevin memilih menekuni bulu tangkis karena malas sekolah ha-ha-ha," aku Sugiarto.
Setelah tinggal di asrama PB Djarum di Kudus, Sugiarto mengaku tak pernah bertanya apakah Kevin merasa betah selama di sana.
"Saya khawatir kalau ditanyakan itu, dia malah minta pulang. Awalnya, saya rutin menelepon Kevin setiap hari. Lama kelamaan, intensitasnya saya kurangi agar dia bisa belajar mandiri," kata Sugiarto.
Selama enam tahun bergabung di PB Djarum, Kevin sempat menjajal nomor tunggal. Dia pernah mengalami kekalahan di pertandingan, namun Sugiarto selalu menyemangati dan mengingatkan Kevin agar tetap semangat dan tidak lupa berdoa.
Perlahan prestasi Kevin mulai terlihat hingga terpilih masuk pelatnas Cipayung, Jakarta pada 2013.
Selama empat tahun di pelatnas, Kevin yang baru naik ke tingkat senior pada Desember 2015 sudah menorehkan sederet prestasi. Antara lain gelar pada Malaysia Masters, India Terbuka, Australia Terbuka, China Terbuka hingga All England bersama Marcus.
Atas keberhasilan meraih titel All England, Kevin mendapat bonus Rp 250 juta.
Bonus yang diterima oleh Kevin merupakan hasil pemberian dari PB Djarum (Rp 200 juta) dan BliBli.com (voucher Rp 50 juta). Keduanya berdiri di bawah naungan Djarum Foundation.