Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis ganda Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo, berhasil mengharumkan Merah Putih setelah menjuarai All England 2017 bersama Marcus Fernaldi Gideon.
Kemenangan tersebut disambut penuh suka cita oleh orangtua Kevin yang berdomisili di Banyuwangi, Jawa Timur.
"Saya sudah yakin Kevin akan menang saat dia menembus babak delapan besar. Saya menyaksikan pertandingan Kevin lewat siaran streaming bersama keluarga," kata Ayah Kevin, Sugiarto Sukamuljo, kepada JUARA di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
"Saat Kevin dan Marcus menang, saya dan ibu menangis terharu karena impiannya bisa terwujud menjadi juara All England," ujar Sugiarto.
Sugiarto menuturkan bahwa bakat pemain kelahiran 2 Agustus 1995 tersebut sudah terlihat sejak menginjak usia 2,5 tahun.
"Saya hobi bermain bulu tangkis. Di belakang rumah ada lapangan bulu tangkis. Saat saya bermain dengan teman-teman, Kevin suka menonton. Terkadang hingga larut malam hingga Mamanya sering mengingatkan agar dia segera tidur," tutur Sugiarto.
Saat TK, bakat Kevin di olahraga tepok bulu ini semakin menonjol. "Cara bermain dia sudah seperti anak yang sudah besar. Karena itu, saya mulai mencari pelatih di Jember untuk melatih Kevin," kata Sugiarto.
"Saya ingin Kevin mengetahui dasar-dasar dan teknik bulu tangkis yang benar. Kevin berlatih seminggu empat kali dan kami harus bolak balik Banyuwangi-Jember selama setahun," aku Sugiarto.
Karena lelah harus menempuh perjalanan Banyuwangi-Jember, Sugiarto berinisiatif mencari pelatih yang berada dekat dengan kediamannya. Kevin kemudian bergabung di klub PB Sari Agung, Banyuwangi hingga kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
Pada 2006, Kevin mengikuti Audisi Umum PB Djarum, namun gagal. Meski begitu, Kevin tidak menyerah. Dia mencoba lagi tahun berikutnya.
"Saya tambah jam latihan Kevin dari seminggu empat kali menjadi setiap hari untuk memperbaiki kualitas permainan. Akhirnya, dia lolos audisi pada 2007 saat masih berusia 11 tahun," ujar Sugiarto.
"Saya sempat ragu melepas Kevin yang masih kecil. Namun, melihat kemauan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah Kevin, saya mulai tenang. Awalnya, Kevin memilih menekuni bulu tangkis karena malas sekolah ha-ha-ha," aku Sugiarto.
Setelah tinggal di asrama PB Djarum di Kudus, Sugiarto mengaku tak pernah bertanya apakah Kevin merasa betah selama di sana.
"Saya khawatir kalau ditanyakan itu, dia malah minta pulang. Awalnya, saya rutin menelepon Kevin setiap hari. Lama kelamaan, intensitasnya saya kurangi agar dia bisa belajar mandiri," kata Sugiarto.
Selama enam tahun bergabung di PB Djarum, Kevin sempat menjajal nomor tunggal. Dia pernah mengalami kekalahan di pertandingan, namun Sugiarto selalu menyemangati dan mengingatkan Kevin agar tetap semangat dan tidak lupa berdoa.
Perlahan prestasi Kevin mulai terlihat hingga terpilih masuk pelatnas Cipayung, Jakarta pada 2013.
Selama empat tahun di pelatnas, Kevin yang baru naik ke tingkat senior pada Desember 2015 sudah menorehkan sederet prestasi. Antara lain gelar pada Malaysia Masters, India Terbuka, Australia Terbuka, China Terbuka hingga All England bersama Marcus.
Atas keberhasilan meraih titel All England, Kevin mendapat bonus Rp 250 juta.
Bonus yang diterima oleh Kevin merupakan hasil pemberian dari PB Djarum (Rp 200 juta) dan BliBli.com (voucher Rp 50 juta). Keduanya berdiri di bawah naungan Djarum Foundation.