Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Asing di Kasta Kedua, Lebih Kencang Mengamini PSSI

By Jumat, 24 Maret 2017 | 11:47 WIB
Bek asal Belanda, Kristian Adelmund, kembali memakai seragam PSS Sleman, salah satu klub yang membesarkan namanya di Indonesia. (GONANG SUSATYO/JUARA/BOLA)

"Bila ada pemain asing, masyarakat semakin tertarik menonton ke stadion. Hal ini tentu akan membantu klub yang hingga saat ini masih bergantung pada hasil penjualan tiket sebagai sumber pemasukan," kata Manajer PSIS, Wahyu Winarto.

PSPS Pekanbaru setali tiga uang. "Klub di Liga 2 membutuhkan pemain asing seperti halnya Liga 1. Cukup satu saja tiap klub. Tapi, mesti ada aturan tegas agar pemain asing yang didatangkan benar-benar berkualitas," ujar pelatih Philip Hansen.

Hanya, suara yang mengamini kebijakan PSSI rupanya lebih kuat. Salah satunya PSS Sleman, yang mengklaim sebenarnya sanggup memanfaatkan jasa pemain asing bila memang dibolehkan oleh federasi.

Baca Juga:

"Tapi, tidak semua klub sehat secara finansial. Bila memaksakan diri memakai pemain asing, sementara hasil penjualan tiket juga tak bisa diharapkan karena suporternya tidak banyak, klub bisa kesulitan membayar gaji pemain asing," tutur Rumadi, Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada, yang menaungi klub PSS Sleman.

"Apalagi, kualitas pemain asing di kasta kedua kebanyakan sama saja dengan pemain lokal. Hanya sedikit pemain asing di kasta kedua yang memang benar-benar bagus. Bila seperti itu kan lebih baik memaksimalkan pemain lokal. Selain itu, jangan sampai tragedi yang memalukan sepak bola Indonesia kembali terulang," ucapnya.

Tragedi yang dimaksud Rumadi tak lain kisah pilu seperti yang dialami Diego Mendieta atau Salomon Begondo. Kedua pemain ini menghembuskan napas terakhir di rumah sakit setelah tak bisa menjalani perawatan yang memadai.

Hal ini tak lain dikarenakan gajinya tak kunjung dibayar klub hingga kemudian penyakit mereka terlalu parah untuk bisa diobati.

Niat PSSI menjadikan Liga 2 sebagai ajang pembinaan juga diamini. "Saya lebih setuju bila Liga 2 tidak memakai pemain asing karena tujuannya memang semacam pembinaan," ujar arsitek Kalteng Putra, Kas Hartadi.

Begitu juga komandan Persik Kediri, Bejo Sugiantoro.

"Tanpa pemain asing, klub akan memaksimalkan pemain muda. Ini tentu sangat positif sebagai pembinaan sebelum mereka terjun ke Liga 1, untuk menambah jam terbang dan mengasah mental," ucapnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P