Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Transfer Belia
Situasi berubah, kebijakan kerap berganti seiring pergantian presiden atau pemilik, begitu juga dengan pelatih, tapi prinsip memaksimalkan pemain muda tetap terjaga, walau penerapannya tak sama.
Pemain akademi masih amat berperan, begitu juga gebrakan transfer yang menyasar talenta-talenta muda di penjuru Negeri Menara Eiffel.
Tak hanya diboyong ke Monaco, tapi mereka juga diberikan kepercayaan merasakan sensasi bertarung di level atas baik itu di Ligue 1 maupun Liga Champion. Alhasil, wonderkid-wonderkid anyar bertaburan di Stade Louis II.
VICTOIRE !!! Monaco s'impose 3-2 à Tottenham avec un triplé de @irvin_cardona ! #YouthLeague #TOTASM pic.twitter.com/KakaP70ZYK
— AS MONACO ACADEMY (@ASMFC_Academy) September 14, 2016
"Ketika berbicara dengan pemain belia bertalenta top, relatif mudah meyakinkan mereka bergabung ke proyek kami, karena mereka bisa melihat sendiri banyak anak muda di tim utama Monaco," tutur salah satu pelatih tim junior yang paling berpengaruh di Prancis, Bertrand Reuzeau.
Eks pelatih tim junior PSG itu tak keliru. Dua tahun lalu, Monaco merekrut Bernardo Silva (20 tahun) dan Tiemoue Bakayoko (19). Semusim berselang, giliran Fabinho (21), Gabriel Boschilia (19), Thomas Lemar (19), Jemerson (23), serta mempromosikan Kylian Mbappe.
Baca Juga:
Musim ini, giliran Djibril Sidibe (23) dan Benjamin Mendy (21) yang diboyong. Nama-nama ini direkrut dengan harga relatif tidak terlalu mahal, tapi bertransformasi dan berkembang menjadi pemain vital buat klub di usia muda.
Bahkan, tiga pemain berbanderol harga termahal di Monaco versi Transfermarkt berasal dari mereka yang di bawah usia 23 tahun: Silva, Lemar, dan Fabinho.
Ini bukti kebijakan transfer anak muda dan pemanfaatan produk asli akademi La Turbie masih berjalan meski esensinya sedikit berbeda.