Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Barcelona membanggakan La Masia, Real Madrid punya La Fabrica. Seperti dua tim raksasa Spanyol itu, AS Monaco juga memiliki akademi bagus, La Turbie.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Mirip dengan La Fabrica, La Turbie juga bukan nama resmi untuk akademi sepak bola Monaco. La Turbie lebih tepatnya sebuah desa kecil dengan populasi sekitar 3.000 orang di antara Kota Nice dan Kota Menton yang bersinggungan dengan Kota Monako.
Di sanalah lokasi para pemain bintang Monaco mengasah kualitas, kemampuan, dan kerja sama tim. La Turbie Training Ground juga menjadi pusat latihan buat para pemain akademi bintang masa depan klub.
“Monaco memang dikenal akan para pemain akademinya. Lilian Thuram dan David Trezeguet adalah pemain jebolan akademi kami. Monaco memang serius ingin mencari dan mengembangkan talenta terbaik dari pesepak belia. Hal ini sudah jadi bagian dari DNA kami,” turur Wakil Presiden Monaco, Vadim Vasilyev.
"Pelajaran dari saat saya masih bergabung di Monaco adalah klub ini punya jaringan pencari bakat terbaik di Prancis. Pemain usia 11- 12 diamati di seluruh negeri. Klub punya pencari bakat terbaik di tiap region dan proses identifi kasi amat penting di akademi," tutur mantan Direktur Olahraga Monaco, Tor-Kristian Karlsen.
Baca Juga:
Lantaran demografisnya, akademi Monaco punya keunikan. Populasi penduduk lokal yang minim tidak memungkinkan Monaco mengambil banyak pemain belia lokal di bawah 14 tahun, seperti klub Prancis lain.
Lantaran mustahil mengambil pemain muda di bawah usia 14 tahun dari region lain, La Turbie pun dipaksa merekrut bocah belia di usia perkembangan matang, sekitar 15 tahun. Mereka direkrut dari institusi nasional seperti INF Clairefontaine.
Keunikan ini yang ternyata bisa menjadi kelebihan. Atas alasan tadi proses seleksi masuk akademi pun menjadi lebih ketat.
Trezeguet bergabung umur 18 tahun pada 1995. Thuram merapat pada usia 15 tahun sejak 1987. Selain mereka berdua yang disebut Vasyilyev, sejumlah legenda sepak bola Prancis juga berasal dari sana.
Emmanuel Petit dan Thierry Henry contohnya. Pemilik nama terakhir jelas lebih populer. Henry sudah di klub sejak usia 15 tahun dan berada di sana sampai 1999 (22 tahun).
Henry merumput 141 kali buat Les Monegasques, mengemas 28 gol dan 32 assist serta membantu tim meraih titel juara Ligue 1 1996/97. Bersama Thuram dan Petit, Henry juga berstatus juara dunia.
Transfer Belia
Situasi berubah, kebijakan kerap berganti seiring pergantian presiden atau pemilik, begitu juga dengan pelatih, tapi prinsip memaksimalkan pemain muda tetap terjaga, walau penerapannya tak sama.
Pemain akademi masih amat berperan, begitu juga gebrakan transfer yang menyasar talenta-talenta muda di penjuru Negeri Menara Eiffel.
Tak hanya diboyong ke Monaco, tapi mereka juga diberikan kepercayaan merasakan sensasi bertarung di level atas baik itu di Ligue 1 maupun Liga Champion. Alhasil, wonderkid-wonderkid anyar bertaburan di Stade Louis II.
VICTOIRE !!! Monaco s'impose 3-2 à Tottenham avec un triplé de @irvin_cardona ! #YouthLeague #TOTASM pic.twitter.com/KakaP70ZYK
— AS MONACO ACADEMY (@ASMFC_Academy) September 14, 2016
"Ketika berbicara dengan pemain belia bertalenta top, relatif mudah meyakinkan mereka bergabung ke proyek kami, karena mereka bisa melihat sendiri banyak anak muda di tim utama Monaco," tutur salah satu pelatih tim junior yang paling berpengaruh di Prancis, Bertrand Reuzeau.
Eks pelatih tim junior PSG itu tak keliru. Dua tahun lalu, Monaco merekrut Bernardo Silva (20 tahun) dan Tiemoue Bakayoko (19). Semusim berselang, giliran Fabinho (21), Gabriel Boschilia (19), Thomas Lemar (19), Jemerson (23), serta mempromosikan Kylian Mbappe.
Baca Juga:
Musim ini, giliran Djibril Sidibe (23) dan Benjamin Mendy (21) yang diboyong. Nama-nama ini direkrut dengan harga relatif tidak terlalu mahal, tapi bertransformasi dan berkembang menjadi pemain vital buat klub di usia muda.
Bahkan, tiga pemain berbanderol harga termahal di Monaco versi Transfermarkt berasal dari mereka yang di bawah usia 23 tahun: Silva, Lemar, dan Fabinho.
Ini bukti kebijakan transfer anak muda dan pemanfaatan produk asli akademi La Turbie masih berjalan meski esensinya sedikit berbeda.