Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Inter memiliki banyak kiper legendaris, seperti Walter Zenga, Francesco Toldo, dan Gianluca Pagliuca. Siapa kiper anutan Anda?
Inspirasi saya datang dari seorang sepupu bernama Jasmin Handanovic. Saat ini dia adalah kiper NK Maribor. Dia berusia enam tahun lebih tua ketimbang saya. Berkat penampilannya, saya jatuh cinta dengan posisi kiper.
Sosok yang lain adalah Peter Schmeichel. Lemparan bolanya sangat kuat, yang memungkinkan rekan setimnya membuat bahaya di gawang lawan.
Setelah memenangi gelar Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champion di bawah Jose Mourinho, Inter mengalami penurunan. Ketika Anda bergabung, Inter sudah lima kali berganti pelatih.
Saya bergabung ketika klub mengalami perubahan dalam hal generasi pemain dan kepemilikan klub. Semuanya memberi saya motivasi tambahan walau sangatlah alami jika kami harus berantakan ketika tim mengalami pergantian staf. Kedengarannya aneh, namun setiap klub akan mengalami sebuah periode di mana mereka tidak bisa sukses.
Pagliuca sangat memuji penampilan Anda.
Selalu menyenangkan mendengar pujian dari kiper-kiper hebat, apalagi yang legendaris. Soalnya, hanya mereka yang tahu bagaimana rasanya berdiri di antara dua tiang gawang. Semua aksi penyelamatan, apa pun bentuknya, apalagi yang bisa membawa kemenangan untuk tim, sangat penting.
Anda juga dijuluki sebagai Batman sehingga muncul istilah “Batmanovic”.
Mungkin karena saya adalah kiper yang berdiri sendiri di belakang, seperti Batman yang juga penyendiri. Akan tetapi, saya menyukainya. Berdiri sendiri, menyaksikan rekan-rekan lain beraksi, adalah sesuatu yang harus dibiasakan. Akan tetapi, ada ikatan yang sangat kuat di antara para kiper Inter. Kami saling membantu untuk menyesuaikan diri.
Target musim ini?
Saya ingin berkembang, terutama dari sudut pandang pribadi. Juga memenangi trofi untuk Inter. Selalu ada tekanan yang timbul ketika saya berkompetisi dengan klub-klub besar.
Rasanya hal itu normal untuk atlet mana pun. Saya harus bisa menghadapinya dan semuanya tergantung pada hal itu.
Inter berganti kepemilikan lagi dan pemilik yang baru, dari Tiongkok, agaknya sangat terfokus pada target membawa Inter ke Liga Champion serta menjadi juara Serie A.
Rasanya, klub seperti Inter harus berkompetisi dengan klub-klub besar lainnya dari musim ke musim. Kita lihat saja nanti apakah dari semua target itu ada yang tercapai.