Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sorot Leicester, Butuh Bel Lebih Kencang

By Kamis, 23 Februari 2017 | 15:17 WIB
Gelandang Leicester City asal Aljazair, Riyad Mahrez (kiri), merayakan gol dengan rekan setimnya, Jamie Vardy, saat melawan Kobenhavn dalam laga lanjutan grup G Liga Champions di Stadion King Power, Leicester, pada 18 Oktober 2016. (OLI SCARFF/AFP)

Jarak 14 bulan bisa menghadirkan begitu banyak perbedaan. Pada 5 Desember 2015, striker Leicester, Jamie Vardy, menyambangi markas Swansea dengan bekal rekor. Suasana sendu lantas menyelimuti Vardy dalam kunjungan terbarunya ke Liberty Stadium pada 12 Februari silam.

Penulis: Sem Bagaskara

Pada pekan ke-15 Premier League 2015-2016, Vardy datang ke kandang Swansea dengan catatan keren. Ia menjadi pemain pertama di era EPL yang sanggup mencetak gol dalam 11 partai berurutan.

Vardy memang gagal bikin gol dan memperpanjang rekor di Liberty Stadium.

Tetapi, setidaknya ia pulang dengan bahagia karena Leicester menang 3-0.

Namun, ketika berkunjung ke Liberty Stadium pada 12 Februari 2017, bukan rangkaian gol yang dibawa Vardy. Ia justru sedang mengalami paceklik gol sepanjang enam laga.

Catatan buruk itu memanjang menjadi tujuh pertandingan karena Vardy gagal menggetarkan jala gawang Swansea. Ia kian apes karena Leicester kalah 0-2 dan kian dekat dengan zona degradasi.

Baca Juga:

Rasio ketajaman Vardy menurun drastis, dari 0,67 gol per gim pada 2015/16 menjadi hanya 0,23 di musim ini. Dekadensi performa yang dialami Vardy paralel dengan kejatuhan Leicester.

Pertautan yang wajar lantaran Vardy merupakan sumber gol utama Leicester saat mereka menjuarai Premier League 2015/16. Ia mencetak 24 gol sepanjang musim lalu.