Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Banyak pemain bintang Barcelona yang pergi. Beberapa di antaranya meninggalkan Barca dengan aroma kontroversi. Akankah Lionel Messi menjadi salah satu bintang Barca yang bakal pergi dengan meninggalkan kisah tak enak?
Penulis: Anggun Pratama
Saat ini Barcelona sedang dalam masa negosiasi perpanjangan kontrak dengan Messi.
Masa kerja sang megabintang dengan klub berakhir pada Juni 2018. Usia Messi saat itu bakal menginjak 31 tahun.
Tentu pertanyaan besarnya adalah apakah Barcelona ingin memperpanjang masa kerja sama itu? Bisa jadi iya, bisa jadi tidak.
Yang pasti, Messi punya kuasa soal masa depannya, dan bisa jadi "kuasa" atas Barcelona. Messi punya leverage atas Barcelona soal kontraknya.
Javier Mascherano membenarkan Messi punya kendali atas Barcelona. Menurut kompatriotnya itu, Messi adalah pemain istimewa dan merupakan satu-satunya pemain di dunia yang lebih besar dari klub.
Baca Juga:
"Ada banyak pemain yang sangat penting dalam beberapa tahun terakhir di Barcelona. Pemain-pemain ini bakal bertahan demi masuk dalam catatan sejarah klub," kata Mascherano di majalah resmi klub.
"Saya pikir menjadi kesalahan besar buat berpikir bahwa ketika Anda pergi meninggalkan klub, klub itu akan menderita. Tidak, klub akan selalu lebih besar dari pemain mana pun, kecuali Leo. Anda harus melihat realitas tersebut dan harus menerimanya," ujar Mascherano lagi.
Ucapan Mascherano tentu masuk akal. Klub mana pun pasti akan takut kehilangan kualitas sebesar Messi.
Jadi, tak salah bila Barca bakal sedikit memberi keistimewaan pada sang Messiah.
Apalagi ada sejumlah klub yang disebut berani buat membeli Messi pada bursa transfer musim panas mendatang, salah satunya adalah Manchester City.
Bila pada akhirnya Messi pergi, jangan sampai ia mengikuti sejumlah megabintang Barcelona berikut ini yang pergi dengan membawa cerita tak enak.
Diego Maradona
Selama dua musim di Barcelona, Diego Maradona punya masalah dengan kedisiplinan. Pria Argentina itu enggan berlatih, kerap datang terlambat, dan belakangan terungkap saat itulah Maradona mulai terpapar narkotika.
Pelatih Cesar Luis Menotti saat itu berhasil meyakinkan direksi klub buat menjual Maradona meski menjadi idola para fan. Penolakan terjadi, tetapi setidaknya klub mendapatkan uang banyak karena Maradona menjadi pemain termahal dunia setelah dibeli Napoli.
Luis Figo
Kepindahan paling kontroversial. Besar di Barcelona setelah pindah dari Sporting Lisbon pada 1995, Luis Figo menjadi musuh besar para pendukung Azulgrana usai membuat keputusan besar pada 2000. Di musim panas tersebut, ia pindah ke Real Madrid, rival besar Barca.
Figo dianggap pengkhianat. Tak heran bila ia mendapat sambutan luar biasa ketika kembali ke Camp Nou saat bermain tandang.
Rivaldo
Rivaldo menghabiskan masa terbaik dalam kariernya bersama Barcelona selama lima tahun (1997-2002). Ia bahkan mendapatkan Ballon d'Or dan FIFA World Player of the Year pada 1999.
Hanya, ia berada dalam periode tak oke di Barcelona. Kepergian Louis van Gaal serta Luis Figo menandakan ada yang tak beres pada manajemen klub. Pada 2002, ia pun hijrah ke AC Milan.
Ronaldinho
Penanda sebuah era. Ronaldinho datang pada awal revolusi Barcelona. Ia bersama pelatih Frank Rijkaard menjadi simbol perubahan Barca.
Mereka mengubah tim pemalu menjadi jagoan Eropa. Hanya, dalam dua musim terakhir Ronaldinho bersama Barca, ia dijadikan kambing hitam atas performa medioker klub. Faktor kedisiplinan yang jelek disebut sebagai alasan penurunan performa Ronaldinho.
Pep Guardiola datang, Ronaldinho lantas dijual ke Milan pada 2008. "Siklus saya di Barca telah berakhir. Kini tanggung jawab ada di pemain lain.”
Samuel Eto'o
Penyerang asal Kamerun ini merupakan salah satu bomber terbaik yang pernah dimiliki Barcelona. Masa lalunya bersama Real Madrid tak menghalangi cinta pendukung Barca.
Hanya, kedatangan Pep Guardiola mengubah banyak hal. Pep tak punya relasi yang baik dengan Eto'o sehingga memicu kepindahan sang penyerang.
Sepertinya bukan keputusan terbaik buat melepas Eto'o ke Inter pada 2009, karena di musim tersebut ia membantu I Nerazzurri meraih treble.
Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic datang sebagai pengganti Eto'o. Awalnya Ibra bisa menjalankan tugas dengan baik sebagai penyerang tengah. Akan tetapi, kisah manis itu kemudian berubah. Relasi buruk Pep dan Ibra mencuat ke permukaan.
Dalam biografinya, Ibra menyebut Pep sosok pengecut. Pep tak memberikan penjelasan apapun ketika Ibra tak dimainkan. Pep bahkan sangat jarang berkomunikasi dengan Ibra. Pada 2010, Ibra lantas pindah ke Milan.