Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sorot Leicester, Tidak Semua Terpuruk

By Kamis, 23 Februari 2017 | 10:07 WIB
Kapten Leicester City, Wes Morgan dan manajer Claudio Ranieri, mengangkat trofi Premier League usai laga melawan Everton di Stadion The King Power, Leicester, pada 7 Mei 2016. (MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES)

ARSENAL

Juara: 1997/98

Peringkat Akhir 1998/99: 2

Penampilan 1998/99

  • Menang: 22
  • Seri: 12
  • Kalah: 4
  • Gol: 59-17
  • Poin: 78

Arsenal nyaris bisa mempertahankan gelar seandainya tidak mengalami kekalahan pada satu laga sebelum pekan terakhir Premier League 1998/99.

Pada akhir musim, pasukan Arsene Wenger itu hanya berselisih satu poin dengan tim juara, Manchester United. Arsenal mengumpulkan 78 poin, sementara United 79.


Marc Overmars (Arsenal, kiri) beraksi dengan Steve Watson (Aston Villa), pada pekan terakhir Premier League 1998/99. Walau Arsenal menang 1-0, mereka tidak bisa mempertahankan trofi Premier League.(ROSS KINNAIRD/GETTY IMAGES)

Pada pekan pertama musim itu, Arsenal berada pada peringkat ke-2, menang 2-1 atas Nottingham Forest. Setelah itu, merosot ke urutan ke-5, 6, bahkan sempat berada di tangga ke-10. Akan tetapi, Arsenal bangkit dan berada di lima besar.

Bahkan, The Gunners sempat menguasai klasemen selama dua pekan. Hanya, setelah kalah 0-1 dari Leeds United pada pekan ke-37, Arsenal menjadi runner-up.

Menang 1-0 atas Aston Villa pada pekan terakhir tidak bisa mengembalikan mereka ke posisi teratas.

Karena berkonsentrasi di Premier League, Arsenal keteteran di Liga Champion. Mereka berada di urutan ke-3 Grup E, di bawah Dynamo Kyiv dan Lens.

Saat itu, Arsenal meraih hasil masing-masing dua kali untuk menang, seri, dan kalah. Karena saat itu belum ada sistem peringkat tiga fase grup Liga Champion bisa tampil di Liga Europa, maka petualangan Arsenal di kompetisi antarklub Eropa berhenti.