Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester United sendiri sudah memastikan diri lolos ke babak VI atau perempat final Piala FA setelah mengalahkan Blackburn 2-1, Minggu (19/2/2017).
Ibra lagi-lagi mencetak gol penentu. Di babak V, United akan bertemu Chelsea. Yang tidak kalah menarik ialah jika Setan Merah bisa lolos ke ajang Liga Champions pada musim depan.
Pada ajang prestisius ini kiprah Ibra menjadi pertanyaan besar karena striker asal Swedia ini seolah sudah terkena kutukan tak boleh membawa klub yang dibelanya menjuarai Liga Champions.
Bicara Liga Champions, Ibra memang pantas bersedih. Memperkuat tim-tim besar yang pernah menjadi juara Liga Champions, seperti Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, dan AC Milan, tak sekali pun Ibra merasakannya.
Zlatan Ibrahimovic
— Superb Footy Pics (@SuperbFootyPics) November 9, 2016
Joins Inter Milan In 2006 pic.twitter.com/t6QqeHxU80
Pada 2009, Ibra pindah dari Inter ke Barcelona dan setahun kemudian Inter menjadi juara Liga Champions.
Lalu pada 2010 Ibra hengkang dari Barcelona ke PSG dan pada 2011 Barcelona berhasil menjuarai Liga Champions.
Tak heran bila akhirnya Ibra disebut sebagai pemain spesialis juara liga domestik. Kalaupun ada yang bisa membuat Ibra tidak merasa terlalu sedih ialah dia bukan satu-satunya bintang yang belum merasakan menjadi juara Liga Champions.
Kiper legendaris Juventus, Gianluigi Buffon, misalnya. Dia merasakan hal yang sama. Berbagai trofi individu seperti runner-up Ballon d’Or 2006 hingga kiper dengan clean sheet terbanyak Piala Dunia menjadi catatan hebat.
Hanya, belum sekali pun Buffon meraih trofi Liga Champions. Prestasi terbaiknya ketika membawa Juventus mencapai laga final 2003, namun dikalahkan AC Milan lewat adu penalti.
Namun, seperti halnya Buffon, pada usia yang tidak muda lagi, semangat Ibra untuk terus menghasilkan trofi masih tinggi. Menurutnya setiap trofi yang didapatkan menjadi hal yang luar biasa baginya.
“Saya akan menjadi sangat bahagia jika bisa memenangi sesuatu di sini,” kata Ibra.