Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada beberapa edisi terdahulu, Tabloid BOLA menampilkan seri kisah sepak bola Nusa Tenggara Timur. Kawasan yang dikenal dengan sebutan Flobamora (Flores, Sumbawa, Timor, dan Alor) ini sebenarnya punya potensi sepak bola besar berupa bakat alam, tapi tidak didukung infrastruktur maupun kepelatihan yang memadai.
Penulis: Yan Daulaka/Andrew Sihombing
Kendala ini cukup bisa dipahami mengingat NTT berada di posisi ketiga terbawah dalam daftar provinsi termiskin di Indonesia versi Badan Pusat Statistik.
Pada Januari tahun ini, tercatat lebih dari 1,1 juta warga NTT tergolong berada di bawah garis kemiskinan.
Belitan kemiskinan ini yang membuat banyak warga NTT hijrah mencari penghidupan lebih baik di kota, bahkan pulau lain. Salah satu yang menjadi destinasi utama ialah Bali.
Dalam sambutannya di acara Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 di GOR Ngurah Rai, Denpasar, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika sebagaimana dilansir Antara menyebut tak kurang dari 50 ribu warga NTT tinggal di Bali.
Petarung
Tak cuma mencari penghidupan lebih baik, Pulau Dewata rupanya juga bisa merawat mimpi sepak bola warga NTT lewat klub amatir.
Salah satunya Ende Bali FC, klub penampung warga NTT di Bali yang sudah cukup punya nama di Pulau Dewata.
Belakangan, mimpi itu kini lebih hebat lagi. Klub profesional Bali United menjadi sasaran pemuda asal NTT sebagai pelabuhan karier profesional.
Keterikatan NTT dan Bali United bisa dibilang diawali oleh pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri.
Selain bergerilya langsung ke beberapa pelosok daerah di NTT, sang pelatih memanfaatkan Serdadu Tridatu yang sempat dilatihnya sebagai ladang buat bakat bal-balan anak NTT.
"Bicara sepak bola NTT itu hanyalah soal kesempatan. Bali United bisa menyediakannya dan anak-anak asal NTT bisa memperlihatkan kepada khalayak bahwa mereka tidak bisa dianggap sebelah mata," ujar Indra beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Untuk musim 2017, Bali United sendiri resmi mengikat kerja sama dengan tiga pemain berdarah NTT. Mereka adalah Yabes Roni Malaifani, Alfonsius Kevlan, dan Felicianus R. Bate.
Jumlah itu sebenarnya nyaris ditambah oleh Jakson Tiwu, tapi pemain yang disebut terakhir ini gagal dalam proses seleksi.
Jakson adalah mantan penggawa PSN Ngada yang menjadi runner-up Liga Nusantara (Linus) 2016. Usai kalah di final dari Perseden Denpasar, Jakson bersama dua rekannya, Gary Sai dan Yoris Nono, diberi kesempatan oleh Indra Sjafri untuk mencoba peruntungan di Bali United.
Sebelumnya juga ada Alsan Sanda Putra (saat ini bergabung dengan PS Polri) dan Yulius Mauloko (liga Timor Leste).
"Anak-anak NTT itu punya bakat alam sebagai atlet. Mereka memiliki fisik yang kuat dan punya tipikal petarung. Ini yang harus dimanfaatkan dalam olahraga apa pun, termasuk sepak bola. Jika dipoles dengan benar dan di tempat yang layak, akan muncul banyak pesepak bola hebat dari sana," ujar Indra.