Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Usia Bukan Tolak Ukur bagi Kiper di Liga 1

By Jumat, 3 Februari 2017 | 11:29 WIB
Kiper Teja Paku Alam saat membela Sriwijaya FC yang dijamu Persela Lamongan di Stadion Surajaya pada Jumat (11/11/2016). (SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Kompetisi musim 2017 bisa jadi ditandai fenomena menarik. Sejumlah pemain muda berusia maksimal 23 tahun punya kans menjadi kiper utama di klub masing-masing.

Penulis: Andrew Sihombing/Noverta Salyadi

Kepastian ini setidaknya terjadi di Sriwijaya FC. Ketiga kiper Laskar Wong Kito, yakni Teja Paku Alam, Dikri Yusron, dan Rangga Pratama berturut-turut masih berumur 22, 22, dan 20 tahun.

Bahkan Try Hamdani Goentara, kiper sebelumnya yang kini hijrah ke PSS Sleman dan digantikan oleh Dikri, masih berumur 23 tahun.

Menurut pelatih kiper Laskar Wong Kito yang juga penjaga gawang legendaris timnas, Hendro Kartiko, usia muda bukanlah halangan.

"Kualitas mereka sudah cukup teruji. Ketiga kiper yang ada saat ini sama-sama memiliki kemampuan bagus dan mau bekerja keras," ujar pria yang sempat dijuluki Fabian Barthez dari Asia berkat penampilan ciamik di Piala Asia 2000 tersebut.

Kesamaan kualitas itu yang membuat Hendro tak mau menggaransi posisi kiper utama kepada salah satu dari tiga penjaga gawangnya.

Bahkan Dikri, yang baru didatangkan dua pekan silam, disebutnya bisa saja menjadi pilihan utama karena eks pemain Indonesia U-19 ini punya kemampuan yang tak kalah dibandingkan Teja.

"Dalam prinsip saya, tidak pernah ada yang namanya penjaga gawang utama. Semua punya kesempatan yang sama, tinggal kesiapan mental dan fisik di hari pertandingan yang menentukan," tutur Hendro.

Hendro bahkan optimistis Dikri bisa menjadi salah satu pemain yang dipanggil ke timnas untuk SEA Games 2017. Keyakinan itu pula yang mendorong manajemen bergerak di bursa transfer untuk mencari kiper keempat.