Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kompetisi musim 2017 bisa jadi ditandai fenomena menarik. Sejumlah pemain muda berusia maksimal 23 tahun punya kans menjadi kiper utama di klub masing-masing.
Penulis: Andrew Sihombing/Noverta Salyadi
Kepastian ini setidaknya terjadi di Sriwijaya FC. Ketiga kiper Laskar Wong Kito, yakni Teja Paku Alam, Dikri Yusron, dan Rangga Pratama berturut-turut masih berumur 22, 22, dan 20 tahun.
Bahkan Try Hamdani Goentara, kiper sebelumnya yang kini hijrah ke PSS Sleman dan digantikan oleh Dikri, masih berumur 23 tahun.
Menurut pelatih kiper Laskar Wong Kito yang juga penjaga gawang legendaris timnas, Hendro Kartiko, usia muda bukanlah halangan.
"Kualitas mereka sudah cukup teruji. Ketiga kiper yang ada saat ini sama-sama memiliki kemampuan bagus dan mau bekerja keras," ujar pria yang sempat dijuluki Fabian Barthez dari Asia berkat penampilan ciamik di Piala Asia 2000 tersebut.
Kesamaan kualitas itu yang membuat Hendro tak mau menggaransi posisi kiper utama kepada salah satu dari tiga penjaga gawangnya.
Bahkan Dikri, yang baru didatangkan dua pekan silam, disebutnya bisa saja menjadi pilihan utama karena eks pemain Indonesia U-19 ini punya kemampuan yang tak kalah dibandingkan Teja.
"Dalam prinsip saya, tidak pernah ada yang namanya penjaga gawang utama. Semua punya kesempatan yang sama, tinggal kesiapan mental dan fisik di hari pertandingan yang menentukan," tutur Hendro.
Hendro bahkan optimistis Dikri bisa menjadi salah satu pemain yang dipanggil ke timnas untuk SEA Games 2017. Keyakinan itu pula yang mendorong manajemen bergerak di bursa transfer untuk mencari kiper keempat.
"Hal ini tak lain karena pengalaman di TSC tahun lalu saat tim agak kelimpungan bila ada kiper yang dipanggil ke timnas. Jika sudah memiliki 4 penjaga gawang, kekuatan Sriwijaya tidak akan bermasalah lagi," katanya.
Bersaing
Sriwijaya bukan satu-satunya klub yang siap menumpukan harapan pada kiper muda di musim 2017. Setidaknya Persegres siap mengandalkan Satria Tama di bawah mistar sebagaimana pada periode akhir TSC tahun lalu. Satria sendiri punya motivasi tinggi.
"Menjadi kiper utama Persegres tentu sekaligus merupakan cara saya membuktikan kemampuan. Saya ingin menjawab kritik publik sewaktu memperkuat Indonesia U-19," kata kiper berusia 20 tahun itu beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pengalaman bersama Indonesia U-19 di Piala AFF 2016 memang teramat berbekas di hati Satria. Ketika itu, ia sempat menjadi bulan-bulanan akibat blunder saat menghadapi Myanmar di laga perdana.
Hanya, untuk memenangi hati pelatih Hanafi, Satria harus lebih dulu bersaing dengan Aji Saka. Rekrutan baru dari Persis Solo yang disebut terakhir ini merupakan eks kiper timnas kelompok usia dan pernah bergabung dengan Arema.
Kondisi serupa terjadi pada beberapa kiper muda lain.
M Riyandi harus bersaing dengan Aditya Harlan di Barito, M Natshir siap menyalip I Made Wirawan di Persib, Teguh Amiruddin bersaing dengan Dhika Bhayangkara di PS TNI.
Dicky Indrayana dan I Putu Pager Wirajaya dihadapkan pada persaingan dengan I Made Wardana bersama Bali United, Ahmad Saiful bertemu tantangan baru setelah PSM merekrut Rivki Mokodompit.
Sementara, Rully Desrian dan Awan Setho harus bekerja ekstra keras untuk merebut tempat Wahyu Tri Nugroho, penggawa Bhayangkara FC yang merupakan kiper terbaik TSC 2016.
Kiper Muda Potensial untuk Liga 1 2017: