Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Antonio Conte, yang membuat Fabregas menghangatkan bangku cadangan, terus menegaskan bahwa eks kapten Arsenal itu masih berada dalam rencananya musim ini. Conte pun meminta pria asal Arenys de Mar itu bersabar.
Namun, ego pemain bintang bukan sesuatu yang mudah dikekang. Pekan ini Fab mulai menunjukkan kegerahan.
“Saya bermain sepak bola untuk menang dan kenikmatan. Saat tak bermain, saya merasa sedih dan tak bisa menikmatinya. Namun, saya senang tim tampil bagus,” ucap gelandang berusia 29 tahun itu dikutip Evening Standard.
Ya, Fabregas mencoba keras untuk bersikap tetap profesional.
“Sepak bola adalah kehidupan saya. Sepak bola adalah segalanya bagi saya. Setiap kali bermain, saya mencoba melakukan yang terbaik. Gim kontra Hull berjalan baik. Saya hanya harus turun dan memperlihatkan kelayakan bermain kepada manajer,” ujarnya.
Fab telah mengalami naik turun Chelsea sejak datang pada musim panas 2014. Namun, musim ini ia berkesempatan menunjukkan kemampuan untuk melampaui catatan buruk pribadi.
Klub milik Roman Abramovich itu memboyongnya dari Barcelona yang mulai merasa sang pemain menurun. Klub Catalunya itu bahkan membeberkan alasan kemerosotan Fab, yakni kelesuan di paruh kedua musim.
“Dari pemain yang mesti menyokong serangan, memberi pasokan operan dan mencetak gol, maginya memudar menjelang akhir musim. Karena sejumlah alasan, ia tak pernah bagus di paruh kedua musim, tidak seperti di paruh pertama,” tulis Barca dalam pernyataan resminya di situs klub.
Pernyataan keras itu, menurut The Telegraph, segera dihapus. Tapi, pengaruhnya tetap tinggal. Hanya, selain keras dan tidak perlu, terdapat kebenaran di dalam pernyataan itu.
Dalam 10 dari 13 musim profesionalnya, jumlah gol dan assist ayah dua putri itu menurun di bagian kedua musim.
Di edisi lalu, koleksinya membaik di paruh kedua, tapi Si Biru malah melempem. Conte mesti mencari cara agar Fabregas sekurangnya stabil sampai akhir musim agar bisa membantu Blues juara.