Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Alternatif Sepenting Tim Inti di Chelsea

By Sabtu, 28 Januari 2017 | 10:00 WIB
Cesc Fabregas dalam pertandingan Emirates Cup antara Chelsea kontra Peterborough United di Stamford Bridge, 8 Januari 2017. (SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Agak berisiko bila meramal Chelsea akan tergelincir dari puncak klasemen alias gagal menjadi juara. Selain kemapanan taktis, Si Biru memiliki banyak andalan yang mampu menerapkannya. Kedalaman pasukan itu ditegaskan dalam diri seorang bintang yang mesti menjadi pelapis.

Penulis: Christian Gunawan

Para lawan mungkin berharap bisa menahan The Blues jika bisa mematikan pergerakan Eden Hazard dan Diego Costa. Kenyataannya, pasukan Si Biru terlalu dalam untuk dihentikan.

Tujuh pemain berbeda menjadi penyumbang lebih dari satu gol buat Chelsea. Empat pemain menorehkan lima assist atau lebih.

Costa dan Pedro Rodriguez pantas masuk ke dalam dua kategori tersebut musim ini. Selain karena kemampuan bermain, mereka mendapatkan banyak kesempatan mentas dari Antonio Conte.

Nemanja Matic menorehkan enam assist tanpa gol. Gelandang Serbia itu 19 kali tampil sebagai starter.

Cesc Fabregas mungkin mengejutkan dengan enam assist plus sebuah gol, padahal hanya lima kali masuk sebelas awal Chelsea ditambah delapan kali sebagai pengganti.

Fabregas menjadi alternatif bagus buat Conte ketika Chelski menghadapi lawan yang bertahan.

Lawan defensif membuat Si Biru membutuhkan gelandang yang menawarkan pendekatan lebih cantik dan kreatif daripada yang bisa diberikan gelandang pekerja seperti Matic dan N’Golo Kante.

Dengan tingkat kepentingan setinggi itu, kendati berperan sebagai pengganti, Fab berandil besar dalam rekor 13 kali kemenangan beruntun Blues sebelum dihentikan Tottenham.

Bahkan, usai kalah dari Spurs, klub London Barat itu bisa bangkit lewat dua kemenangan dengan total lima gol tanpa berbalas.

Baca Juga:

Pekan lalu, Chelski menang 2-0 atas Hull dan Fabregas masuk sebagai pengganti. Dalam 20 menit, ia membuat banyak operan akurat, dua di antaranya menciptakan peluang dan sebuah menjadi assist untuk Gary Cahill.

Fabregas disebut mendekat ke pintu keluar Stamford Bridge pada musim panas. Namun, eks pemain Barcelona ini masih bertahan sampai jendela transfer musim panas ditutup.

Sayang, meskipun tak pindah, ia mendapati diri masih berada di bangku cadangan sampai menjelang musim dingin.

[video]https://video.kompas.com/e/5292775197001[/video]

Pelatih Antonio Conte, yang membuat Fabregas menghangatkan bangku cadangan, terus menegaskan bahwa eks kapten Arsenal itu masih berada dalam rencananya musim ini. Conte pun meminta pria asal Arenys de Mar itu bersabar.

Namun, ego pemain bintang bukan sesuatu yang mudah dikekang. Pekan ini Fab mulai menunjukkan kegerahan.

“Saya bermain sepak bola untuk menang dan kenikmatan. Saat tak bermain, saya merasa sedih dan tak bisa menikmatinya. Namun, saya senang tim tampil bagus,” ucap gelandang berusia 29 tahun itu dikutip Evening Standard.

Ya, Fabregas mencoba keras untuk bersikap tetap profesional.


Selebrasi Cesc Fabregas setelah mencetak gol pertamanya dalam laga Premier League antara Sunderland dan Chelsea di Stadium of Light, Sunderland, Inggris, 14 Desember 2016. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

“Sepak bola adalah kehidupan saya. Sepak bola adalah segalanya bagi saya. Setiap kali bermain, saya mencoba melakukan yang terbaik. Gim kontra Hull berjalan baik. Saya hanya harus turun dan memperlihatkan kelayakan bermain kepada manajer,” ujarnya.

Fab telah mengalami naik turun Chelsea sejak datang pada musim panas 2014. Namun, musim ini ia berkesempatan menunjukkan kemampuan untuk melampaui catatan buruk pribadi.

Klub milik Roman Abramovich itu memboyongnya dari Barcelona yang mulai merasa sang pemain menurun. Klub Catalunya itu bahkan membeberkan alasan kemerosotan Fab, yakni kelesuan di paruh kedua musim.

“Dari pemain yang mesti menyokong serangan, memberi pasokan operan dan mencetak gol, maginya memudar menjelang akhir musim. Karena sejumlah alasan, ia tak pernah bagus di paruh kedua musim, tidak seperti di paruh pertama,” tulis Barca dalam pernyataan resminya di situs klub.

Pernyataan keras itu, menurut The Telegraph, segera dihapus. Tapi, pengaruhnya tetap tinggal. Hanya, selain keras dan tidak perlu, terdapat kebenaran di dalam pernyataan itu.

Dalam 10 dari 13 musim profesionalnya, jumlah gol dan assist ayah dua putri itu menurun di bagian kedua musim.

Di edisi lalu, koleksinya membaik di paruh kedua, tapi Si Biru malah melempem. Conte mesti mencari cara agar Fabregas sekurangnya stabil sampai akhir musim agar bisa membantu Blues juara.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P