Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manchester City Harus Membubarkan Diri?

By Kamis, 26 Januari 2017 | 07:02 WIB
Aksi David Silva dalam laga Premier League antara Manchester City kontra Tottenham Hotspur di Etihad Stadium, 21 Januari 2017. (CLIVE MASON/GETTY IMAGES)

Ditahan di kandang sendiri oleh Tottenham Hotspur pada Minggu (22/1/2017) membuat Manchester City semakin kebanjiran kritikan. Tidak main-main, konklusi dari semua ini ialah The Citizens sebaiknya membubarkan diri dan membentuk tim baru.

Penulis: Dedi Rinaldi

Memburuknya kinerja The Citizens setelah sempat meraih 10 kemenangan pada awal musim 2016-2017 memang telah menjadi lahan kritikan bagi para pandit dan legenda sepak bola Inggris.

Bahkan, kini pahlawan sepak bola negara lain pun ikut berkomentar.

Legenda sepak bola Jerman sekelas Karl-Heinz Rummenigge, yang juga menjabat posisi Ketua Klub FC Bayern Muenchen, mengatakan salah satu alasan mengapa Josep Guardiola mengalami kesulitan di Inggris ialah skuat The Citizens tak sebagus Barcelona atau Bayern.

Rummenigge cukup paham tentang Guardiola karena pernah bekerja sama saat sang manajer tersebut menangani Muenchen.

“Tak banyak pemain berkualitas di The Citizens. Jadi, Anda tidak bisa menyalahkan Guardiola sepenuhnya. Karena itu, The Citizens harus bersabar atau belanja pemain berkualitas untuk memberikan kesempatan bagi Guardiola meraih kesuksesan,” kata Rummenigge.


Manajer Manchester City, Josep Guardiola, tampak kecewa di pinggir lapangan dalam pertandingan Premier League menghadapi Tottenham Hotspur di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, pada Sabtu (21/1/2017).(ALEX LIVESEY/GETTY IMAGES)

Pernyataan Rummenigge sebenarnya mirip dengan apa yang pernah dilontarkan legenda Manchester United, Ryan Giggs.

Dia menyorot usia rata-rata pada pasukan Guardiola. Giggs merasa bahwa skuat yang dimiliki The Citizens terlalu tua.

“Statistik menunjukkan bahwa rata-rata pemain yang mereka turunkan berusia 28 tahun dan 299 hari. Hanya tiga klub yang lebih tua dari Man City soal ini yaitu Stoke, West Bromwich, dan Watford,” kata Giggs.

Ia memastikan bahwa ketika sudah bermain di EPL untuk waktu yang lama, sangat mungkin terdapat beberapa pemain yang sudah mengalami penurunan fisik maupun motivasi.

Dalam kondisi ini pilihan yang harus dilakukan ialah membubarkan tim lama untuk digantikan dengan darah segar.

“Pemain seperti David Silva, Yaya Toure, Vincent Kompany, Bacary Sagna, Pablo Zabaleta dan Aleksandar Kolarov tengah memasuki masa akhir kariernya,” ucap Giggs lagi.

Baca Juga:

Meski begitu, Guardiola sebagai sosok yang paling menentukan dalam kinerja tim juga layak dituntut pertanggungjawabannya.

Legenda Liverpool, Jamie Carragher, misalnya, menuding bahwa Guardiola ternyata tidak terlalu cakap seperti yang digembar-gemborkan selama ini.

Menurut Carragher, kinerja The Citizens yang terlihat sekarang menunjukkan bahwa manajer sebelumnya, yaitu Manuel Pellegrini, ternyata memiliki kemampuan yang lebih mumpuni.

[video]https://video.kompas.com/e/5292074401001[/video]

Guardiola menggantikan Pellegrini sebagai arsitek skuat Manchester City pada musim ini. Pelatih asal Cile tersebut dipaksa untuk hengkang dari Stadion Etihad meski sempat memberikan tiga trofi selama tiga musim kariernya di klub.

Sekarang Pellegrini bekerja di Liga Super China.

“Kesulitan City musim ini jelas membuat banyak orang kembali teringat kesuksesan yang diberikan oleh Pellegrini,” kata Carragher.

Guardiola sendiri cenderung menghindari perdebatan. Dia bahkan berusaha merendah dengan mengatakan bahwa mungkin saja dirinya memang tidak cukup bagus untuk The Citizens.


Manajer Manchester City, Josep Guardiola, memberikan instruksi kepada anak-anak asuhnya dalam laga Premier League kontra Chelsea di Etihad Stadium, Manchester, Inggris, 3 Desember 2016.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Sebenarnya, satu sisi mengapa Guardiola menjadi sorotan di Inggris ialah ekspektasi yang tinggi terhadap dirinya terkait prestasi hebat yang telah tertoreh di Barcelona dan Bayern.

Guardiola sendiri mengakui ekspektasi tersebut terlalu dibesar-besarkan oleh media.

“Mungkin ekspektasi saat saya datang ke sini dan komentar setelah memenangi 10 pertandingan beruntun terlalu dibesar-besarkan sehingga ketika terjadi penurunan maka akan banyak kritikan yang datang,” ujar Pep.

Tertahannya The Citizens oleh Tottenham membuat posisi mereka tertanam di tempat kelima atau di luar empat besar. Peluang untuk meraih posisi puncak pun kini telah menjadi pertanyaan.

Pada pekan depan, The Citizens akan bermain di kancah Piala FA melawan Crystal Palace.

Menghadapi laga ini, Guardiola sudah menekankan kepada pemainnya untuk serius karena bukan tak mungkin trofi turnamen tersebut adalah satu-satunya yang bisa diraih pada musim ini.  

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P