Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Salah satu teori yang berlaku di sepak bola ialah seseorang yang baru saja mencetak hal fantastis cenderung bakal melanjutkan kegemilangannya pada laga berikut. Pemain Manchester United yang mungkin cocok dengan teori tersebut ialah Wayne Rooney.
Penulis: Dedi Rinaldi
Seperti diketahui, Rooney menjadi kisah tersediri bagi Man United saat bertandang ke markas Stoke City pada Sabtu (21/1/2017) dalam laga Premier League lewat golnya di masa injury time.
Gol tersebut tidak hanya menyelamatkan Man United dari kekalahan, tapi juga memiliki makna yang mendalam bagi Rooney.
Tambahan satu gol tersebut membuat Rooney kini tercatat sebagai pencetak gol terbanyak klub dengan 250 gol, melewati catatan gol milik Sir Bobby Charlton (249).
, not out!@WayneRooney is now @ManUtd’s all-time leading goalscorer pic.twitter.com/XwwefMrXpM
— Premier League (@premierleague) January 22, 2017
Pada Kamis (26/1/2017), United terlibat duel semifinal kedua Piala Liga melawan Hull City. Sebuah duel dengan beban tersendiri mengingat kemenangan yang diraih akan meloloskan Setan Merah ke partai final, 26 Februari di Wembley, menghadapi salah satu dari Liverpool atau Southampton.
Meski United akan melakoni laga semifinal II bermodal keuntungan skor 2-0 pada pertemuan pertama, semua hal bisa terjadi. Salah satu faktor terpenting yang mesti dicermati ialah beban psikologis.
Dalam kondisi ini, pemain dengan kondisi psikologis terbaik yang mesti didahulukan. Rooney diakui merupakan pemain dengan kondisi psikologis yang bagus setelah mencetak rekor tersebut.
Baca Juga:
Charlton sebagai sosok yang rekornya telah dilewati Rooney setuju apabila pemain beralias Wazza itu diberi kesempatan bertarung di laga semifinal Piala Liga melawan Hull.
“Kepercayaan dirinya tengah tinggi. Bagus untuk bertarung dalam laga sepenting semifinal,” katanya.
Hanya, pertanyaannya ialah apakah Rooney akan dimainkan Jose Mourinho pada laga semifinal melawan Hull? Peluang Rooney rasanya cukup besar, tapi dengan kemungkinan bukan sebagai starter alias sebagai pemain pengganti.
Tanda-tanda tersebut menjadi terasa dengan sikap Mourinho, yang meminta media untuk membatasi pujian kepada si pemain.