Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pembatasan Usia di LSI 2017, Beda Kasta Beda Fokus

By Sabtu, 14 Januari 2017 | 15:56 WIB
Aksi kiper Persib Bandung, I Made Wirawan, pada seleksi timnas tahap kedua di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (16/8/2016). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Berpatokan pada Torabika Soccer Championship 2016, tak sampai 20 pemain yang menginjak usia tersebut pada tahun ini. Tentu lebih sedikit lagi yang masih dalam performa tertinggi.

Mungkin hal itu yang membuat sejumlah petinggi klub-klub LSI lain lebih merisaukan berkurangnya jatah pemain asing serta kewajiban lima pemain U-23 di tim utama dengan tiga di antaranya masuk daftar starting XI.

Peraturan ini dikhawatirkan membuat daya saing klub menurun. Bila sudah demikian, antusiasme suporter terancam melemah hingga dikhawatirkan berdampak pada sponsor.

"Aturan baru boleh saja, tapi jangan sampai melawan pasar. Akibatnya bisa merugikan klub. Kalau klub bangkrut, belum tentu PSSI mau bertanggung jawab," kata Manajer Madura United, Haruna Soemitro.

Baca Juga:

Adapun PSSI memahami prokontra yang berlangsung saat ini. "Semua keputusan pasti ada plus-minus. Ada yang mengatakan ini antiteori atau mengganggu industri. Tapi, keputusan ini dibuat bukan tanpa alasan," ujar Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto.

Masih Produktif

Bila regulasi usia maksimal tak terlalu menjadi fokus bagi klub LSI, penentangan besar justru diapungkan kontestan Divisi Utama. PSSI sebelumnya juga mengeluarkan aturan bahwa klub DU hanya boleh memiliki maksimal lima pemain di atas 25 tahun.

Batasan usia tersebut dianggap terlalu rendah. Banyak klub, salah satunya PSS Sleman, yang mayoritas pilarnya berusia di atas 25 tahun. Menariknya, pemain justru memilih bersikap positif.

"Memang dilematis. Regulasi ini membuat pemain muda punya lebih banyak kesempatan, tapi pemain berusia di atas 25 tahun terancam diberhentikan justru pada saat tengah berada dalam usia produktif," ujar striker PSCS Cilacap, Ugik Sugiyanto.