Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nah, situasi politik antara kedua pihak itu juga berpengaruh pada sepak bola Afrika.
Karena sebagian besar adalah bekas koloni Prancis, maka tidak akan menjadi masalah besar buat para pemain Afrika untuk pindah ke Prancis. Bahasa jelas bukan halangan.
Selain itu, para pemain Afrika itu punya satu hal yang namanya skill. Mirip dengan para pemain Brasil dan Argentina yang datang ke Eropa. Mereka berbekal keahlian bermain sepak bola.
Karena itu, jangan heran kalau dari edisi ke edisi, para pemain yang berlaga di Piala Afrika akan semakin banyak yang berdomisili di Eropa.
Dari Transfermarkt, tercatat liga di Afrika yang paling banyak menyumbang pemain ke Gabon 2017 adalah ABSA Premiership di Afrika Selatan, yaitu 12 orang.
Jadi, kalau dari segi kegemerlapan, Piala Afrika tidak kalah menyala dibanding Piala Eropa alias Euro atau Piala Dunia sekalipun.
Bahkan, kalau merunut dari nilai jual, mereka pun tidak berharga murah. Ambil contoh Pierre-Emerick Aubameyang, striker andalan tim tuan rumah.
Aubameyang memegang status sebagai pemain dengan nilai jual tertinggi di Gabon 2017, yaitu 45 juta euro. Di klubnya, Borussia Dortmund, striker berusia 27 tahun itu juga yang termahal.
Di Aljazair ada dua pemain yang bermain Leicester City. Mereka adalah pemain sayap Riyad Mahrez dan striker Islam Slimani. Keduanya memiliki nilai jual tertinggi di Leicester. Mahrez dengan 30 juta euro dan Slimani 25 juta euro.
[video]https://video.kompas.com/e/5275123214001_v1_pjuara[/video]