Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Setelah sukses mencatat dua kemenangan, rangkaian laga festive period harus diakhiri Liverpool dengan hasil imbang 2-2 kontra Sunderland, Senin (2/1/2017). Efek kelelahan atau murni kesalahan sang manajer, Juergen Klopp?
Penulis: Wieta Rachmatia
Berdasarkan data yang dirilis situs Liverpool Echo, Liverpool merupakan klub Premier League dengan jadwal pertandingan paling padat kedua sejak Natal hingga pergantian tahun.
Statistik memperlihatkan, The Reds harus melalui tiga partai dalam kurun waktu 143,75 jam. Mereka kudu menghadapi Stoke City (27/12) dan Manchester City (31/12), sebelum bertandang ke markas Sunderland.
Jadwal penampilan Liverpool selama festive period tergolong lebih padat jika dibandingkan dengan tiga klub penghuni posisi empat besar lainnya. Manchester City punya waktu 167,75 jam guna melakoni tiga partai. Arsenal 198,75 jam, sedangkan Chelsea, yang berada di puncak klasemen, bisa melalui ketiga duel dalam kurun waktu 223 jam.
Anak buah manajer Antonio Conte tersebut tentunya punya waktu lebih banyak untuk beristirahat ketimbang Daniel Sturridge cs. Di sisi lain, Klopp juga selayaknya bertanggung jawab atas performa kurang maksimal pasukannya ketika tampil di Stadium of Light.
Pasalnya, manajer asal Jerman ini nyaris tidak melakukan perombakan tim dalam tiga penampilan terakhir. Dengan alasan ingin menjaga ritme permainan di tengah padatnya jadwal laga, Klopp hanya melakukan satu pergantian amunisi saat berhadapan dengan Sunderland.
Ia hanya memasukkan Daniel Sturridge guna menggantikan Jordan Henderson, yang mengalami cedera. Liverpool merupakan satu-satunya klub yang berlaga pada Sabtu hingga Senin pekan ini yang hanya melakukan satu perubahan anggota tim.
Namun, kenyataannya Liverpool tak mampu menyuguhkan ritme permainan yang sama walau tampil dengan skuat yang hampir serupa seperti saat menaklukkan Stoke City 4-1 serta Manchester City 1-0.
Sementara itu, Klopp mengakui Sunderland mampu memberikan perlawanan kuat terhadap timnya.
"Partai ini terasa sulit selama 90 menit. Saya yakin Liverpool sesungguhnya bisa bermain sepak bola lebih baik, tetapi tidak untuk hari ini karena kami baru saja tampil dua hari lalu," ucap Klopp seperti dikutip situs Sky Sports.
"Dua partai dalam dua hari jelas sangat sulit untuk dilakukan," lanjutnya.
Bagaikan Kekalahan
Sementara itu, Dejan Lovren, yang merupakan bek andalan Liverpool, merasa hasil imbang kontra Sunderland terasa begitu mengecewakan.
"Rasanya seperti kekalahan, terutama karena kami baru saja mengalahkan Manchester City," tutur Lovren.
"Namun, kami harus tetap percaya diri. Bagaimanapun juga, mendapatkan satu poin masih lebih baik ketimbang tidak meraih angka sama sekali," katanya.
Sudah melakoni 20 partai, Liverpool kini bertengger di peringkat dua klasemen sementara Premier League dengan 44 poin. Lovren meyakini Liverpool masih punya peluang untuk mengambil alih puncak klasemen dari Chelsea.
"Masih ada setengah musim untuk dilalui. Masih banyak laga yang harus kami dan Chelsea hadapi. Kami hanya perlu lebih berkonsentrasi," ujar Lovren.