Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bursa transfer Januari untuk kompetisi Serie A musim ini akan dibuka pada 3-31 Januari 2017. Sejumlah kisah menarik menghiasi periode belanja pemain di jendela transfer musim dingin beberapa tahun lalu. Berikut lima cerita di antaranya.
1. Kontrak dobel Luis Figo untuk Juventus dan Parma
Luis Figo en el Sporting de Lisboa pic.twitter.com/mIFX1GiFyS
— The Best Fútbol (@The_Best_Futbol) December 14, 2016
Legenda Portugal, Luis Figo, nyaris bergabung dengan Juventus atau Parma sedekade silam. Kejadian tepatnya pada akhir 1994 menuju awal 1995.
Saat itu, Figo yang masih berusia 23 tahun menanti pembaruan kontrak dari Sporting CP. Hanya, klub Portugal itu tak kunjung merealisasikan niat menjaga sang bintang muda.
Sporting malah mencapai kesepakatan untuk melepas Figo ke Juventus. Figo marah. Dia lantas meneken kontrak dalam perjanjian dengan petinggi Parma, Giambattista Pastorello.
"Kontrak dengan Parma satu-satunya perjanjian valid yang saya tanda tangani. Apa yang saya teken untuk Juventus tidak sah," ucap Figo mengenang kejadian tersebut pada Four Four Two.
Baca Juga:
Akibat kasus kontrak dobel itu, Figo dilarang tampil membela klub Serie A selama dua tahun.
Seperti sudah ditakdirkan, eks sayap lincah yang kini berusia 44 tahun itu akhirnya mendarat di Barcelona karena gagal ke Parma dan Juventus.
"Mungkin kasus itu justru membawa keberuntungan karena saya bergabung dengan Barca," ujarnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5265766857001[/video]
2. Ronaldo dari Hitam-Biru ke Merah-Hitam
Ronaldo
— Superb Footy Pics (@SuperbFootyPics) April 2, 2016
Joins AC Milan In 2007 pic.twitter.com/m8vqiwKbjj
Setelah pindah dari Barcelona ke Real Madrid pada 2000, Luis Figo dicap pengkhianat oleh fan garis keras El Barca.
Label yang sama, walau tidak begitu ekstrem, juga disandang Ronaldo Luis Nazario de Lima. Legenda Brasil ini bergabung dengan AC Milan pada Januari 10 tahun silam dari Real Madrid (2002-2007).
Padahal, statusnya ialah idola sewaktu berseragam klub rival sekota Rossoneri, Inter Milan, pada 1997-2002.
Bagaimana reaksi pemain beralias Sang Fenomena tersebut? Dia punya alasan tersendiri kenapa mau menyeberang ke kubu Merah-Hitam.
"Saya ingin kembali ke Inter pada 2007, tapi Marco Branca (Direktur Olahraga Inter) harus berbicara lebih dulu dengan Presiden Massimo Moratti. Kembalinya saya ke Inter tergantung pada kepergian Adriano dari klub. Namun, akhirnya mereka tetap pilih Adriano," ucap eks striker tajam itu.
Ronaldo mengakui keputusannya membelot ke Milan dipengaruhi keinginan kuat kubu Rossoneri guna mendaratkannya di San Siro lima tahun setelah dia hengkang dari Inter.
"Saat itu, Milan mencoba sekuat tenaga dan penolakan Inter menyakitkan buat saya," tutur pria yang kini berusia 40 tahun tersebut.
3. Transfer ala skuter Nagatomo
Yuto Nagatomo menjalani debut di Inter pada 8 Februari 2011, saat Inter menang 5-3 atas Roma. pic.twitter.com/d2dG9wnrB6
— Twinter Indonesia (@LoGueInteristi) September 1, 2013
Kejadian unik muncul ketika Inter Milan berupaya merampungkan transfer Yuto Nagatomo dari Cesena pada musim dingin 2011.
Manuver itu dilakukan pada hari dan menit-menit terakhir pembukaan bursa transfer di pengujung Januari.
Pada pukul 18.20 waktu setempat, Marco Branca - juru transfer Inter saat itu - tiba untuk mendapatkan tanda tangan Nagatomo.
Prosesnya tinggal menunggu surat faks konfirmasi dari Jepang. Surat itu datang juga.
Tinggal bagaimana cara mendaftarkan kontrak Nagatomo kepada pihak Badan Lega Serie A selaku operator kompetisi dalam waktu yang sangat mepet.
Situasi lalu lintas Kota Milan yang ramai menjadi hambatan pendaftaran transfer secara manual.
Akhirnya, sebuah ide muncul untuk mengirim segala keperluan administrasi kepada Lega menggunakan jasa pengiriman kilat dengan sebuah skuter.
Pendaftaran diterima pada pukul 18.48. Nagatomo pun resmi bergabung sebagai pemain Jepang pertama di skuat Inter.
4. Makan malam Milan dan Carlos Tevez
Inverno 2012. La grande cena tra il dr Galliani e Carlos Tevez. Poi una telefonata e… #Gal… https://t.co/p13iqnQ7KP pic.twitter.com/CTzlOYo5Yj
— Capuleti (@PIDP42) October 14, 2015
Sebelum menjadi andalan di Juventus (2013-2015), Carlos Tevez hampir bergabung dengan sang rival, AC Milan.
Fakta itu terungkap ketika Tevez menghadiri acara makan malam bersama agennya dan Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani, pada suatu hari di Januari 2012.
Kesepakatan itu konon berhubungan dengan peluang hijrahnya Alexandre Pato ke Paris Saint-Germain.
Hanya, deal untuk Tevez kolaps karena Pato menolak transfer senilai 35 juta euro ke PSG. Pemain Brasil itu memilih tetap di Milan.
Setelah gagal ke Rossoneri, Tevez dikabarkan merapat ke Inter Milan, tetapi batal juga.
Ia bertahan di Manchester City, sebelum menerima pinangan Juventus setahun berselang dan menjadi idola di sana.
5. Kisruh Guarin versus Vucinic
Fredy Guarín, una vez más, en la órbita de Juventus https://t.co/q3V2Infku2 pic.twitter.com/pUveonh0kG
— Futbolred.com (@futbolred) December 8, 2015
Ketegangan terjadi pada Januari 2014 di markas Inter. Ratusan pendukung melancarkan protes keras terkait penjajakan barter gelandang mereka, Fredy Guarin, dengan striker Juventus, Mirko Vucinic.
Kedua pemain telah sepakat pindah ke klub tujuan masing-masing. Hanya, deal gagal terlaksana karena masalah perbedaan prinsip ekonomi, juga desakan fan.
Pendukung Inter meminta klub tak menjual Guarin, apalagi ke klub rival bebuyutan.
ESPN FC mewartakan Presiden Inter, Erick Thohir, meminta transfer Vucinic plus uang 5 juta euro buat kompensasi mengirim Guarin ke Juve, tapi ditolak.
Kisruh transfer ini membawa Marco Branca ke pintu perpisahan sebagai Direktur Olahraga Inter beberapa hari setelahnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5264222588001[/video]