Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kilas Balik Sepak Bola Indonesia 2016, Berusaha Hidup Kembali

By Kamis, 29 Desember 2016 | 10:44 WIB
Presiden Joko Widodo berpose bersama pemain timnas Indonesia sebelum makan siang di Istana Merdeka, Senin (19/12/2016). (IHSANUDDIN/KOMPAS.COM)

Sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada PSSI pada 30 Mei 2015 lalu membuat persepakbolaan Tanah Air seperti mati suri. Kompetisi resmi berhenti.

Penulis: Ferry Tri Adi

Tak ada gemuruh suporter di stadion. Perputaran uang di area laga juga terhenti karena para pedagang atribut klub beralih profesi sementara.

Kondisi menyedihkan itu untungnya tak berlangsung lama. Demi menjaga api gairah masyarakat sepak bola Tanah Air, turnamen pendek pun digelar dari mulai akhir 2015 hingga awal 2016.

Sepak bola Indonesia mencoba bertahan untuk hidup. Demikian setelah sanksi dari FIFA dicabut pada 13 Mei 2016. Dunia si kulit bulat negeri ini berusaha bangkit kembali.

Turnamen Pendek

Setelah rentetan turnamen pendek pada 2015, tahun 2016 kebagian Piala Jenderal Sudirman yang sebenarnya digelar pada 10 November 2015 hingga 24 Januari 2016.

Turnamen yang digagas Tentara Nasional Indonesia (TNI)untuk memperingati seabad usia Jenderal Sudirman itu diikuti 15 klub Liga Super Indonesia (LSI) yang dibagi tiga grup. Mitra Kukar keluar sebagai juara setelah menaklukkan Semen Padang 2-1 di final.

Tak berhenti di situ. Turnamen lanjutan pun kembali dibuat demi mengisi kekosongan klub tanpa adanya kompetisi resmi.  

Nama turnamen berikutnya ialah Bali Island Cup yang diikuti tuan rumah Bali United, Persib, Arema, dan PSS Sleman. Pada turnamen yang digelar mulai 18 hingga 13 Februari itu, Arema tampil sebagai jawara.

Selanjutnya, Piala Gubernur Kalimantan Timur dilaksanakan pada 27 Februari hingga 13 Maret. Sebanyak 12 klub ikut ambil bagian (10 klub LSI ditambah PS TNI dan PON Kaltim) yang dibagi tiga grup.

Pusamania Borneo menjadi juara setelah di final menaklukkan Madura United 1-0.

Tunamen jangka pendek terakhir ialah Piala Bhayangkara 2016 yang digagas Kepolisian Republik Indonesia. Terdapat 10 klub yang turut serta (8 klub LSI plus PS TNI dan PS Polri) dan dibagi dua grup.

Arema keluar sebagai kampiun turnamen yang digelar pada 17 Maret sampai 3 April 2016 itu setelah di final menekuk Persib 2-0.

Turnamen Jangka Panjang


Konferensi pers PSSI di Kuningan, Jakarta, Selasa (29/11/2016).(SEGAF ABDULLAH/JUARA.net)

Rekonsiliasi antara Kemenpora dan PSSI yang belum usai menyebabkan sanksi FIFA masih terus berlanjut hingga Kemenpora mencabut surat pembekuan terhadap PSSI.

PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi juga turut “membeku” karena klub-klub serta perangkat pertandingan berada di bawah naungan PSSI, yang diberhentikan kegiatannya.

Alhasil, turnamen pun kembali digelar. Kali ini dengan format jangka panjang bernama Indonesia Soccer Championship (ISC). Operator turnamen juga baru yaitu PT Gelora Trisula Semesta.

ISC dibagi menjadi empat, yaitu Torabika Soccer Championship (TSC) untuk klub LSI, ISC untuk klub Divisi Utama, ISC Liga Nusantara (Linus), dan ISC Soeratin.

TSC digelar pada 29 April dan diikuti 18 klub LSI. Sementara ISC dilaksanakan pada 30 April dengan 53 klub peserta dari Divisi Utama.

Pada bulan berikutnya, ISC Linus dan ISC Soeratin mulai memainkan babak penyisihan.

Pencabutan Sanksi

Tak lama setelah turnamen jangka panjang ISC bergulir, publik sepak bola Indonesia mendapat kabar baik. Pada 13 Mei, FIFA mencabut sanksi kepada PSSI.

Hal itu tak lepas dari pencabutan surat pembekuan PSSI pada 10 Mei. Menpora Imam Nahrawi menandatangani surat pencabutan tersebut setelah “tarik-ulur” dengan PSSI.

Sebelumnya, Kemenpora sudah kalah tiga kali di pengadilan (terakhir bahkan di tingkat Mahkamah Agung) atas gugatan PSSI terhadap Surat Keputusan (SK) Menpora Nomor 01307 Tahun 2015 tentang Pembekuan PSSI.

PSSI semestinya bisa berfungsi normal sejak April 2016. Namun, kasus baru justru menimpa Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kasus tersebut membuat PSSI belum bisa bergerak lagi. Padahal, menurut hukum, 21 hari sejak putusan MA dijatuhkan, jika Kemenpora belum juga menjalankan putusan, sanksi pembekuan PSSI tercabut otomatis karena SK gugur dengan sendirinya.

Mengingat putusan itu jatuh pada 7 Maret 2016, maka SK pembekuan gugur otomatis sejak 28 Maret.

Penunjukan Riedl


Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl (kanan), saat melayani permintaan tanda tangan dari salah satu peserta acara bertajuk Forum Diskusi BOLA dengan tema Timnas Menuju Piala AFF: ”Saatnya Garuda Bangkit,” di Kantor Redaksi BOLA, Palmerah, Jakarta, Selasa (23/8/2016).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Tak lama berselang setelah kembali pulihnya PSSI, beberapa program kerja pun mulai disusun. Salah satu di antaranya ialah pembentukan tim nasional.

Indonesia harus menghadapi Piala AFF U-19, Piala AFF 2016, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018.

PSSI kemudian menunjuk Eduard Tjong untuk menukangi Indonesia U-19 yang berlaga di Piala AFF U-19 pada September, sementara di timnas senior PSSI kembali memercayakan kursi kepelatihan di tangan Alfred Riedl.

Perihal penunjukan pelatih asal Austria itu diumumkan pada 10 Juni. Keputusan tersebut terbilang mengejutkan karena pada awalnya Riedl tak disebutkan sebagai calon pelatih timnas.

PSSI sebelumnya sudah melakukan fit and proper test kepada Nil Maizar, Rahmad Darmawan, dan Indra Sjafri sebagai kandidat pelatih kepala.

Kegagalan Indonesia U-19

PT Gelora Trisula Semesta (GTS) menggelar turnamen untuk tim U-21 dari 18 klub peserta TSC atau klub LSI bertajuk ISC U-21. Turnamen tersebut mulai bergulir pada 12 Agustus.

Bulan berikutnya, Indonesia U-19 harus bertolak ke Hanoi, Vietnam, untuk melakoni Piala AFF U-19. Bagas Adi Nugroho dkk berada di Grup B bersama Thailand, Australia, Myanmar, Kamboja, dan Laos.

Tiga laga awal Garuda Muda dilalui dengan kekalahan. Anak asuh Eduard Tjong itu takluk 2-3 dari Myanmar, ditekuk 2-3 oleh Thailand, dan tersungkur 1-3 dari Australia.

Enam poin berkat kemenangan 3-1 atas Laos dan 4-3 atas Kamboja di dua laga terakhir grup pun tak bisa menyelamatkan Indonesia U-19.

Saddil Ramdani cs harus puas di tempat keempat dan gagal lolos ke semifinal. Catatan itu tentu tak bisa mengulangi kisah sukses Indonesia U-19 pada 2013 lalu di mana Evan Dimas dkk berhasil menjadi juara AFF U-19.

Era Baru PSSI

Kongres PSSI pada 10 November merupakan titik balik kebangkitan sepak bola Indonesia. Setelah dibekukan FIFA kurang lebih satu tahun, PSSI kembali aktif mengurus si kulit bulat Tanah Air.

Pada kongres yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, itu Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketua Umum PSSI masa jabatan 2016-2020. Ia menang mutlak karena memiliki 76 suara dari 107 pemilih.

Edy mengalahkan pesaingnya, yaitu Jenderal TNI (purn.) Moeldoko, Edy Rumpoko, Bernhard Limbong, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Sarman.

Penyelenggaraan kongres yang menentukan kepengurusan baru PSSI itu juga dilalui dengan penuh rintangan. Sebelumnya, pada Kongres Luar Biasa PSS, 3 Agustus, menetapkan Makassar sebagai tuan rumah Kongres PSSI pada 17 Oktober.

Namun, lagi-lagi hal itu mendapat penolakan dari Kemenpora. Baru pada 12 Oktober terjadi kesepakatan antaran PSSI dan Kemenpora. Lokasi Kongres PSSI pun bergeser ke Jakarta.

Menilik Statuta PSSI Pasal 28 ayat 2, yang menyebut jika pemindahan lokasi kongres harus dilakukan selambat-lambatnya delapan pekan sebelum kongres, maka Kongres PSSI pun digelar pada 10 November.

Runner-up Kelima


Para pemain tim nasional Indonesia merayakan keberhasilan mencetak gol ke gawang Thailand pada final pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (14/12/2016). (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO )

Timnas Indonesia berlaga di Piala AFF 2016 pada 19 November-17 Desember. Sempat diragukan bisa mentereng di ajang Asia Tenggara itu, skuat Garuda justru mampu menembus final.

Boaz Solossa dkk menjalani fase grup dengan susah payah. Setelah kalah 2-4 dari Thailand, Tim Merah-Putih hanya seri 2-2 menghadapi tuan rumah Filipina.

Kemenangan 2-1 kontra Singapura di partai terakhir grup begitu berharga karena berkontribusi terhadap kelolosan ke semifinal. Vietnam ditekuk dengan agregat 4-3 di semifinal.

Tampil di laga laga puncak melambungkan asa publik sepak bola Indonesia yang menginginkan gelar AFF untuk kali pertama. Sayang, Thailand masih terlalu tangguh.

Skuat Gajah Putih menang agregat 3-2 dan kembali menjadikan Indonesia runner-up untuk kelima kalinya.

Sementara itu, ISC juga menyelesaikan seluruh turnamennya. Di TSC, Persipura keluar sebagai juara. PSCS Cilacap di luar dugaan mampu menaklukkan PSS Sleman dan menjadi juara ISC.

Kemudian ada Perseden Denpasar yang tampil sebagai juara ISC Linus. Bealih ke level U-21, PS TNI U-21 menjadi kampiun setelah menaklukkan Bali United U-21. Terakhir, Persab Brebes U-17 menjadi jawara ISC Soeratin.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P