Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akan tetapi, performa gemilang striker asal Kroasia itu selama Dybala absen bikin Allegri tergugah untuk memasang semua penyerang intinya bersama-sama.
Yang menjadi persoalan adalah menemukan strategi tepat sehingga Higuain, Mandzukic, dan Dybala dapat mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
Ada dua opsi taktik di mana Dybala jadi sentralnya. Pertama, tiga penyerang alias tridente. Mandzukic sebagai penyerang tengah, sementara Dybala dan Higuain melebar ke sayap.
Strategi tersebut masih asing di Juve kendati Allegri mulai mencobanya. Misal, saat mengalahkan Torino 3-1 pada Minggu (12/12), Juve menggunakan 4-3-3 dengan menurunkan Higuain, Mandzukic, dan Juan Cuadrado.
[video]https://video.kompas.com/e/5245491195001[/video]
Tetap saja pola tersebut perlu dimatangkan sebab selama lima musim terakhir, I Bianconeri kadung nyaman dengan taktik dua striker dalam pola 3-5-2 atau 4-3-1-2.
Mencoba formasi baru ketika musim sudah berjalan nyaris setengah musim adalah perjudian karena tim belum tentu langsung nyetel dengan pola anyar.
Karena itu, pilihan kedua pun muncul. Juve dapat tetap memakai dua penyerang, dalam hal ini Mandzukic dan Higuain, yang menunjukkan kerja sama baik selama Dybala menepi.
Dengan begitu, Dybala beraksi sedikit di belakang dua rekannya itu alias sebagai trequartista.
Ketimbang Higuain dan Mandzukic yang bertipikal penyerang murni, Dybala dapat berperan sebagai playmaker karena punya kelincahan dan kreativitas.
Pemain berumur 23 tahun itu pun tidak keberatan dengan peran trequartista.
"Dapatkah saya bermain dengan Higuain dan Mandzukic? Anda harus bertanya pada pelatih. Saya bisa bermain di semua posisi menyerang, sebagai trequartista dan striker kedua. Jadi, terserah pelatih," kata Dybala kepada Sport Mediaset.