Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Paulo Dybala, Tridente atau Trequartista?

By Kamis, 15 Desember 2016 | 13:06 WIB
Selebrasi Paulo Dybala setelah mencetak gol pinalti kegawang Udinese Calcio dalam laga Serie A di Juventus Stadium, Turin, Italia, 15 Oktober 2016. (VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES)

Paulo Dybala kembali dari cedera. Berita ini jelas kabar baik bagi Juventus, tapi menimbulkan dilema buat pelatih Massimiliano Allegri dalam menentukan strategi permainan tim.

Penulis: Theresia Simanjuntak

Dybala absen selama hampir dua bulan sejak mendapat cedera dalam duel kekalahan 0-1 Juve dari AC Milan pada 22 Oktober silam.

Striker asal Argentina ini akhirnya kembali memperkuat timnya ketika Juve menang 2-0 atas Dinamo Zagreb (7/12).

Memang, dia belum bermain penuh. Pelatih Massimiliano Allegri baru menurunkan Dybala pada menit ke-80, sebagai pengganti Miralem Pjanic.

Yang menarik, saat Dybala masuk, masih ada Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic di lapangan. Hal ini berarti Allegri memainkan ketiga striker utamanya secara bersamaan.

Laga itu merupakan pertama kalinya Higuain, Mandzukic, dan Dybala beraksi bersama. Momen kebersamaan trio striker itu singkat, hanya lima menit. Mandzukic digantikan Hernanes pada menit ke-85.

Meski sebentar, Juve dengan tiga penyerang tampak berbahaya. Dalam lima menit, ada empat tembakan dilepas. Tiga upaya datang dari Dybala, sisanya milik Mandzukic.

Menurunkan Higuain, Dybala, dan Mandzukic bersama-sama telah menjadi wacana Allegri. Pelatih berumur 49 tahun itu sudah mengungkapkan hal itu sebelum gim versus Zagreb.

 

Allegri bisa saja kembali ke pola sebelum Dybala cedera, yakni menurunkan dua dari tiga striker utama miliknya. Sebelumnya, Mandzukic lebih sering dicadangkan.

Akan tetapi, performa gemilang striker asal Kroasia itu selama Dybala absen bikin Allegri tergugah untuk memasang semua penyerang intinya bersama-sama.

Yang menjadi persoalan adalah menemukan strategi tepat sehingga Higuain, Mandzukic, dan Dybala dapat mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.

Ada dua opsi taktik di mana Dybala jadi sentralnya. Pertama, tiga penyerang alias tridente. Mandzukic sebagai penyerang tengah, sementara Dybala dan Higuain melebar ke sayap.

Strategi tersebut masih asing di Juve kendati Allegri mulai mencobanya. Misal, saat mengalahkan Torino 3-1 pada Minggu (12/12), Juve menggunakan 4-3-3 dengan menurunkan Higuain, Mandzukic, dan Juan Cuadrado.

[video]https://video.kompas.com/e/5245491195001[/video]

Tetap saja pola tersebut perlu dimatangkan sebab selama lima musim terakhir, I Bianconeri kadung nyaman dengan taktik dua striker dalam pola 3-5-2 atau 4-3-1-2.

Mencoba formasi baru ketika musim sudah berjalan nyaris setengah musim adalah perjudian karena tim belum tentu langsung nyetel dengan pola anyar.

Karena itu, pilihan kedua pun muncul. Juve dapat tetap memakai dua penyerang, dalam hal ini Mandzukic dan Higuain, yang menunjukkan kerja sama baik selama Dybala menepi.

Dengan begitu, Dybala beraksi sedikit di belakang dua rekannya itu alias sebagai trequartista.

Ketimbang Higuain dan Mandzukic yang bertipikal penyerang murni, Dybala dapat berperan sebagai playmaker karena punya kelincahan dan kreativitas.

Pemain berumur 23 tahun itu pun tidak keberatan dengan peran trequartista.

"Dapatkah saya bermain dengan Higuain dan Mandzukic? Anda harus bertanya pada pelatih. Saya bisa bermain di semua posisi menyerang, sebagai trequartista dan striker kedua. Jadi, terserah pelatih," kata Dybala kepada Sport Mediaset.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P