Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertemuan antara Paris Saint-Germain melawan Nice, Minggu (11/12), bukan sekadar pertarungan antartim penghuni tiga besar klasemen Ligue 1 saat ini, juga duel antara dua pemain tertajam di kubu masing-masing.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Dari PSG ada Edinson Cavani. Dengan koleksi 14 gol, bomber asal Uruguay itu menjadi pemain terproduktif di Ligue 1 2016-2017.
Di sisi lain, Alassane Plea adalah awak tertajam Nice. Mengemas sembilan gol di liga musim ini, dia berada urutan ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak Ligue 1 2016-2017.
Plea merupakan salah satu kejutan di balik manisnya petualangan Nice musim ini.
Jebolan akademi Lyon ini tidak diprediksi bisa menjadi lumbung gol tim, mengingat Nice memiliki Mario Balotelli yang gemilang di awal musim.
Baca juga:
Total gol pemain asal Prancis itu musim ini bahkan sudah melebihi semua gol per musim yang ia buat di Ligue 1 sejak bermain di level senior pada 2012.
Cavani versus Plea berarti senior melawan junior. Berusia 29 tahun, Cavani matang pengalaman dan telah dikenal sebagai striker haus gol.
Sebaliknya, Plea, 23 tahun, baru dianggap sebagai calon bintang masa depan.
Terlepas dari perbedaan usia dan pengalaman, keduanya bisa diadu mengingat sama-sama berposisi penyerang tengah alami.
Layaknya centre forward pada umumnya, Cavani dan Plea sangat berbahaya di area penalti lawan.
Buktinya, 13 dari 14 gol Cavani di liga musim ini terjadi di wilayah tersebut, sementara Plea membukukan semua sembilan gol miliknya dari dalam kotak penalti lawan.
Kedua penyerang ini juga piawai menggunakan anggota tubuhnya dalam mencetak gol, yakni kaki kiri, kaki kanan, dan kepala.
Dengan kemampuan yang sudah masing-masing perlihatkan, Cavani dan Plea jelas bakal mendapat penjagaan ketat dari para bek lawan.
Siapa yang akan menginspirasi kemenangan timnya akhir pekan ini?