Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam sepekan terakhir, nama Atletico Nacional dua kali menjadi bahan perbincangan. Yang kedua adalah partisipasi di Piala Dunia Klub 2016 sebagai wakil Amerika Selatan. Yang pertama untuk alasan bagus tetapi dalam situasi yang sungguh tidak mengenakkan.
Penulis: Christian Gunawan
Atletico Nacional akan hadir di Jepang, negara penyelenggara, seturut keberhasilan mereka menjuarai Copa Libertadores 2016. Di final pada akhir Juli lalu, klub Kolombia itu mengalahkan wakil Ekuador, Independiente del Valle.
Di leg pertama yang digelar di Estadio Olimpico Atahualpa, Quito, Ekuador, Atletico Nacional menahan imbang tuan rumah.
Di pertemuan berikut, gol tunggal Miguel Borja di Estadio Atanasio Girardot, Medellin, Kolombia, memberikan gelar Copa Libertadores kedua bagi Atletico Nacional setelah 1989.
Saat itu, klub berjulukan El Verde de la Montana tersebut mengalahkan tim Paraguay, Olimpia.
Sebagai juara Categoria Primera A, Si Hijau dari Pegunungan itu juga berhak tampil di Copa Sudamericana, ajang yang tingkatnya berada di bawah Copa Libertadores.
Terkait turnamen Copa Sudamericana itu, boleh jadi Atletico Nacional semakin lekat dengan julukan lainnya, Rey de Copas. Raja Gelar.
Tim 15 kali juara Liga Kolombia itu melaju ke laga puncak Copa Sudamericana 2016 usai menyingkirkan Cerro Porteno (Paraguay) di semifinal. Cara lolos Atletico Nacional pragmatis.
Mereka melangkah ke final karena lebih agresif saat bertandang. Hasil imbang 1-1 di Paraguay diikuti 0-0 di Medellin.
Sepanjang sejarah Atletico Nacional, Piala Amerika Selatan atau Copa Sudamericana itu adalah salah satu trofi yang belum mereka dapatkan.
Pencapaian tertinggi klub yang berdiri pada 7 Maret 1947 itu di Copa Sudamericana adalah dua kali runner-up, yakni pada 2002 (dikalahkan San Lorenzo [Argentina]) dan 2014 (juga kalah di tangan wakil Argentina, River Plate).
Akan tetapi, Si Hijau menepikan rasa penasaran untuk hal yang lebih besar dan mulia.