Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perjalanan menuju 2017 bakal sangat menantang bagi Juventus. Si Nyonya Tua mesti melalui laga-laga kelas berat dengan lini belakang yang terbilang pincang.
Penulis: Sem Bagaskara
Setelah membekap skuat muda penuh gairah, Atalanta 3-1, Minggu silam, dan menang atas Dinamo Zagreb 2-0 di Liga Champions, Juve akan menatap partai sengit bertajuk Derby della Mole versus Torino (11/12).
Pasukan arahan Massimiliano Allegri belum boleh bersantai, karena sepekan kemudian mereka bakal menjamu rival di jalur perburuan gelar, AS Roma (17/12).
AC Milan akan menjadi lawan terakhir Si Nyonya Tua pada 2016 dalam ajang Piala Super Italia. Bentrokan panas itu dipentaskan di Doha, Qatar, pada 23 Desember.
Suporter Juve pantas ketarketir menyikapi rentetan partai berat tersebut. Pasalnya, Si Nyonya Tua banyak kehilangan pilar andalan di lini belakang. Leonardo Bonucci dan Dani Alves menyusul Andrea Barzagli masuk ke ruang terapi.
Bonucci mengalami gangguan pada otot paha ketika Juve takluk 1-3 dari Genoa pada pekan ke-14 Serie A 2016/17. Dia diprediksi absen selama 45 sampai 60 hari.
Alves didera cedera retak tulang fibula dan kemungkinan bakal menepi selama tiga bulan. Alhasil, kombinasi trio BBC (Barzagli, Bonucci, Chiellini) sudah pasti tak akan terlihat sampai akhir 2016.
Sebenarnya, sepanjang musim 2016/17 Allegri juga terhitung sangat jarang memainkan trio BBC. Barzagli, Bonucci, dan Chiellini baru mentas bersama dalam tiga pertandingan Serie A tepatnya sewaktu Juve bersua Fiorentina (2-1), Empoli (3-0), dan Napoli (2-1).
Situasi di Liga Champion setali tiga uang. Dalam lima partai yang sudah dilakoni Juve, trio BBC hanya dua kali muncul di susunan starter, ketika tim melawan Sevilla (0-0) dan Dinamo Zagreb (4-0).
Hal itu bukanlah indikasi penurunan kualitas Bonucci, Barzagli, Chiellini. Gangguan cedera dan kebugaran menyebabkan Allegri tak selalu bisa menurunkan trio BBC dalam setiap laga.
Cedera berdurasi panjang yang menimpa Bonucci otomatis membukakan jalan bagi bek belia Daniele Rugani (22 tahun) untuk menghuni posisi inti. Rugani sudah membuktikan kapasitasnya.
Pada paruh kedua musim 2015/16, nama Rugani mulai sering muncul dalam susunan sebelas pemain awal Juventus seiring cedera yang menimpa Giorgio Chiellini.
Mirip Barzagli
Bisakah kini Rugani kembali menghadirkan rasa nyaman buat Juve yang ditinggal Barzagli dan Bonucci ke ruang perawatan?
“Bonucci atau Barzagli? Saya merasa lebih mirip Barzagli. Saya melihat banyak gaya bermainnya dalam diri saya, juga karakter, serta caranya bersikap di lapangan dan menghadapi pertandingan,” kata Rugani terkait dua mentornya itu.
Barzagli masyhur karena kemampuannya membaca permainan. Bonucci bahkan tak segan mengakui bahwa dia banyak belajar dari partner sehatinya tersebut.
“Barzagli tak terkalahkan dalam situasi satu lawan satu,” ujar Bonucci.
Meski masih berusia belia, Rugani sudah menunjukkan potensi untuk menjadi bek yang elegan layaknya Barzagli. Palang pintu yang direkrut Juve dari Empoli itu memiliki ketenangan dan cakap mengonstruksi serangan dari lini belakang.
Dia juga tipe bek yang “bersih”. Ketika masih berkostum Empoli pada 2014/15, Rugani tak sekali pun menerima kartu kuning.
Padahal, bek kelahiran Lucca itu selalu tampil dalam seluruh partai Serie A 2014/15 dan tak pernah diganti! Cuma, di Juventus Rugani diminta bermain lebih “kotor”.
Si Nyonya Tua menerapkan permainan lebih terbuka ketimbang Empoli. Sang palang pintu belia kini mesti mampu berperan sebagai “tukang jagal” demi menghambat serangan balik lawan.
“Sangat sering terdapat kebutuhan untuk melakukan pelanggaran dan saya semakin baik dalam aspek ini. Saya mesti terus melakukannya sebab gaya bermain tim membutuhkan hal tersebut.
Baca Juga:
Rugani sudah membuktikan ucapannya. Di Serie A 2016/17, dia rata-rata melakukan 1,6 pelanggaran per gim.
Pemakai nomor punggung 24 itu boleh dibilang lebih galak ketimbang Medhi Benatia (1,1 pelanggaran per gim), Chiellini (0,9), Bonucci (0,9), atau Barzagli (0,5).
Fan Juventus sebenarnya tak perlu terlalu paranoid merespons cedera yang menimpa Bonucci dan Barzagli. Rugani adalah pemain yang bisa menjamin kesolidan pertahanan Si Nyonya Tua.
Selama berkostum putih-hitam, Rugani telah 19 kali mentas sebagai starter dan membantu tim meraih 11 clean sheet.
Apalagi, ketika Juve menjamu Atalanta akhir pekan silam, pengoleksi dua penampilan bareng timnas Italia itu juga menunjukkan kepiawaiannya mencetak gol.