Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Maluku dan Sepak Bola, Kisah Perantauan Singapura

By Senin, 5 Desember 2016 | 11:08 WIB
Beny Wahyudi (kiri), Abduh Lestaluhu (tengah), dan Bayu Pradana (kanan) saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada laga pembuka Piala AFF 2016 kontra Thailand di Stadion Philippine Sports Stadium, Bocaue, Sabtu (19/11/2016). (KUKUH WAHYUDI/BOLA/JUARA.NET)

 

Sempat Ditentang

Banyak versi mengenai kelekatan Tulehu dengan bal-balan. Di antara semuanya, yang paling kuat tak lain kisah para pelaut dari desa tersebut yang merantau ke Singapura pada sekitar tahun 1930-an.

“Mereka bekerja di Singapura dan bisa jadi beberapa di antaranya ikut bermain bola di sana. Saat pulang, mereka mengajari anak-anak bermain bola,” ujar Latif Lestaluhu, ayah dari Ramdani dan kakek Abduh.

"Ternyata, banyak yang menyukainya. Tak heran pada tahun 1960-an Tulehu sudah memunculkan pemain yang cukup terkenal," katanya.

Dikisahkan sepak bola sempat dikecam oleh para orang tua Tuhelu. Akibatnya, mereka terpaksa bermain bola secara sembunyi-sembunyi. Namun, kecintaan pada sepak bola tak bisa dibendung.

“Hanya sebentar larangan itu muncul. Kecintaan anak-anak Tulehu pada sepak bola tak bisa disembunyikan," tutur Sani Tawaniella, pelatih yang membawa Maluku menjuarai Piala Medco U-15 2006.

"Orang tua akhirnya mengalah dan mereka bebas bermain bola. Kecintaan itu menurun kepada anak cucu mereka sampai sekarang,” ucapnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P