Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat Ditentang
Banyak versi mengenai kelekatan Tulehu dengan bal-balan. Di antara semuanya, yang paling kuat tak lain kisah para pelaut dari desa tersebut yang merantau ke Singapura pada sekitar tahun 1930-an.
“Mereka bekerja di Singapura dan bisa jadi beberapa di antaranya ikut bermain bola di sana. Saat pulang, mereka mengajari anak-anak bermain bola,” ujar Latif Lestaluhu, ayah dari Ramdani dan kakek Abduh.
"Ternyata, banyak yang menyukainya. Tak heran pada tahun 1960-an Tulehu sudah memunculkan pemain yang cukup terkenal," katanya.
Dikisahkan sepak bola sempat dikecam oleh para orang tua Tuhelu. Akibatnya, mereka terpaksa bermain bola secara sembunyi-sembunyi. Namun, kecintaan pada sepak bola tak bisa dibendung.
“Hanya sebentar larangan itu muncul. Kecintaan anak-anak Tulehu pada sepak bola tak bisa disembunyikan," tutur Sani Tawaniella, pelatih yang membawa Maluku menjuarai Piala Medco U-15 2006.
"Orang tua akhirnya mengalah dan mereka bebas bermain bola. Kecintaan itu menurun kepada anak cucu mereka sampai sekarang,” ucapnya.