Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Artinya, Pedro sangat terlibat dalam rentetan selalu menang Chelsea belakangan.
Alasan mengapa penyerang berumur 29 tahun itu perlu mendapatkan apresiasi yang layak adalah karena dia pada awalnya bukan pilihan utama Conte.
Pedro telah tampil 11 kali di liga musim ini, dengan lima di antaranya sebagai pengganti.
Semua peran pengganti Pedro tersebut terjadi di lima penampilan perdananya di EPL 2016/17.
Ya, pada awalnya Conte lebih memilih Willian. Masuk akal, sebab pemain asal Brasil itu cemerlang musim lalu. Gelar sebagai Pemain Terbaik Chelsea 2015/16 menegaskan kegemilangan Willian.
Sebaliknya, Pedro, yang tiba ke Stamford Bridge pada musim panas 2015, menjalani musim debut yang jauh dari ekspektasi suporter mengingat ia datang dari klub sekaliber Barcelona.
Perjuangan tanpa menyerah Pedro telah membuatnya menjadi starter tetap Chelsea belakangan sekaligus memaksa Willian menghangatkan bangku cadangan.
Membandingkan dengan musim lalu, statistik hingga pekan ke-12 EPL dapat memperlihatkan kemajuan pesat Pedro. Musim ini dia tampak lebih efektif menuntaskan peluang menjadi gol.
Buktinya, semua dua gol Pedro di liga musim ini datang dari tiga tembakan tepat sasaran.
Kebangkitan Pedro tak lepas dari peran Conte. Pola 3-4-3 bikin Pedro bak kembali ke habitat sebab ia terbiasa bermain trio di lini depan.
Saat masih di Barcelona, Pedro beraksi dalam skema 4-3-3. Dia bisa bermain sebagai penyerang kiri maupun kanan.
Berbeda dengan musim lalu. Berhubung bos Chelsea kala itu, Jose Mourinho, menggunakan 4-2- 3-1, Pedro diposisikan di belakang penyerang utama.