Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan di kandang Leicester sendiri dari West Bromwich Albion pekan lalu membuat alarm tanda bahaya telah berbunyi bagi Leicester City. Bahkan, sang juara bertahan ini diingatkan untuk mulai memikirkan kemungkinan terdegradasi!
Penulis: Dedi Rinaldi
Hingga pekan ke-11, Leicester sudah menelan lima kekalahan dan terpuruk ke peringkat ke-14. Dalam tradisi Premier League, lima kekalahan merupakan batas maksimal jika sebuah klub ingin berjaya.
Legenda Leicester City, Emile Heskey, mengatakan kondisi Leicester sekarang sudah sangat jauh berbeda dari apa yang dialami pada musim lalu. Pada musim sekarang, tidak tertutup kemungkinan The Foxes malah terjerat degradasi.
Karena itu, Heskey menyarankan agar Leicester segera fokus pada pengumpulan angka, setidaknya meraih 40 angka. Menurutnya, secara tradisi, 40 poin merupakan batas aman klub untuk bisa bertahan di Premier League.
“Degradasi merupakan sebuah ketakutan, khususnya ketika Anda berada di papan bawah klasemen. Nah, jika Leicester ingin aman, setidaknya mereka harus mulai fokus memburu 40 angka,” kata Heskey di Leicester Mercury.
Sampai saat ini Leicester baru mengumpulkan 12 angka. Performa buruk yang terus mengelilingi timnya jelas telah membuat pelatih Claudio Ranieri meradang.
Salah satunya karena kehilangan rekor kandang. Bermain di King Power Stadium kini seolah bukan jaminan lagi dalam meraih kemenangan.
Pelatih asal Italia ini pun tak ragu untuk menyebut bahwa buruknya permainan di Premier League karena energi dan konsentrasi banyak terkuras di ajang Liga Champion.
Positif
Apa yang dikatakan Ranieri mungkin benar. Pasalnya, petualangan Leicester di Liga Champion sangat positif, terkesan energik. Dari empat pertandingan di Liga Champion, Leicester belum pernah kalah dan meraup kemenangan tiga kali.
Hasilnya, Leicester memuncaki klasemen Grup G, di atas FC Porto, Kobenhavn, dan Club Brugge. Leicester berpotensi lolos ke babak knock-out alias 16 besar.
Baca Juga:
Namun, di sisi lain, apabila perjalanan Leicester terus berlanjut di Liga Champion, maka nasib di Premier League pun menjadi pertanyaan besar.
Artinya, apakah Leicester bakal mampu membagi energi dan konsentrasi di Liga Champion sama besar dengan kancah Premier League? Padahal, sejauh ini dengan bermain dobel membuat Leicester seperti keteteran di kancah Premier League.
Ranieri sudah mengatakan bahwa dirinya bersama pemain harus berbicara untuk menemukan solusi.
“Satu-satunya cara ialah kami harus terus kompak seperti yang dilakukan pada musim lalu di mana segalanya seperti berjalan dengan lancar,” kata Ranieri.