Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Paul Pogba Meniru Mantra Deschamps

By Kamis, 10 November 2016 | 15:32 WIB
Gelandang Manchester United, Paul Pogba, tampil pada laga Liga Europa kontra Feyenoord Rotterdam di Stadion Feyenoord, Kamis (15/9/2016). (EMMANUEL DUNAND/AFP)

Jose Mourinho bukan satu-satunya pelatih yang dibuat pening oleh kemampuan komplet Paul Pogba. Peracik taktik Prancis, Didier Deschamps, merasakan kegelisahan yang sama.

Penulis: Sem Bagaskara

Beberapa hari sebelum Prancis bersua Albania di laga kedua fase grup Euro 2016, Deschamps dibuat pusing perihal formasi terbaik buat timnya. Ketika menang tipis 2-1 atas Rumania pada partai pertama, Deschamps menggeber 4-3-3.

Namun, skema itu mereduksi kualitas Antoine Griezmann, yang mengaku lebih nyaman mentas sebagai penyerang lubang alih-alih sayap kanan. Deschamps memfasilitasi Griezmann.

Memasuki fase gugur, Prancis mulai konsisten dengan 4-2-3-1. Bermain lebih ke sentral, tepat di belakang ujung tombak, Griezmann kian cemerlang.

Paul Pogba menjadi tumbal. Dalam formasi 4-2-3-1, Dia dimainkan sebagai jangkar. Tak banyak yang bisa dikenang dari partisipasi Pogba di Euro 2016.

Salah satu dari sedikit aksi terbaik pemain kelahiran Lagny-sur-Marne itu tersaji pada babak semifi nal tatkala operan silangnya memicu gol kedua Griezmann ke gawang Jerman.

Saat momen itu muncul, Pogba bermain sebagai penyerang sayap kiri. Pogba tampak lebih nyaman mentas di pos gelandang tengah luar dalam skema 4-3-3 ketimbang bertugas sebagai jangkar.

Kendati demikian, performa Pogba sebagai jangkar di Prancis masih jauh lebih meyakinkan ketimbang aksinya saat berkostum Manchester United. Perlahan, Pogba mulai bisa beradaptasi dengan perannya sebagai gelandang bertahan.


Gelandang Prancis, Paul Pogba, merayakan kemenangan timnya dalam pertandingan Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Eropa kontra Belanda di Amsterdam Arena, Senin (10/10/2016).(FRANCK FIFE/AFP)

Dia bahkan mencetak gol pemasti kemenangan 1-0 Les Bleus atas Belanda dalam laga Kualifi kasi Piala Dunia 2018 Oktober silam. Pada partai sebelumnya melawan Bulgaria (4-1), Pogba bermain di bawah standar.

"Saya tak berbicara apa-apa kepada Pogba. Saya hanya mengucapkan empat kata sebelum memasuki ruang ganti: je te fais confi ance (saya percaya kamu)," kata Deschamps soal peningkatan performa yang ditunjukkan Pogba.

Mantra yang sama bisa ditiru oleh Mourinho, termasuk mendampingkan Pogba dengan seorang petarung. Il Polpo Paul tak bisa leluasa merangsek ke depan dengan langkah panjangnya saat mentas bersama Man United karena dirinya juga mesti memikirkan kewajiban bertahan.

Situasi berbeda terjadi di Prancis. Bersama Les Bleus, Pogba bisa lebih "liar" karena dia ditandemkan dengan gelandang pekerja keras semodel Blaise Matuidi atau N'Golo Kante.

Tandem

Keberadaan Griezmann juga memegang peranan penting. Mobilitas Grizou sebagai penyerang lubang mendukung tendensi Pogba, yang sering merangsek ke depan.

Andai masih ingin terus memainkan Pogba sebagai jangkar, Mourinho wajib menemukan tandem serasi bagi eks pilar Juventus itu.

Morgan Schneiderlin boleh dibilang merupakan personel United yang memiliki atribut paling mirip dengan Matuidi. Schneiderlin rata-rata mencatat 2,4 tekel per gim di Premier League 2015/16 alias lebih tinggi dari gelandang Setan Merah lain.

Mourinho juga mesti memikirkan siapa yang paling cocok antara Juan Mata atau Wayne Rooney untuk mengisi pos penyerang lubang. Sejauh ini, Mata tampak lebih bisa memberikan ruang bagi Pogba untuk melakukan penetrasi.

Alternatif lain untuk mengakomodasi bakat Pogba tentu dengan mengubah formasi.


Gelandang Prancis, Paul Pogba, merayakan kemenangan timnya atas Jerman dalam pertandingan semifinal Piala Eropa di Stade Velodrome, Marseille, Prancis, 7 Juli 2016.(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Meski nyaman dengan 4-2-3-1, Prancis masih cukup sering mentas dengan 4-3-3. Skema 4-3-3 kembali mengemuka menjelang duel Prancis kontra Swedia (11/11) dan Pantai Gading (15/11).

Deschamps untuk pertama kali memanggil gelandang potensial PSG, Adrien Rabiot (21 tahun).

Pelatih yang akrab disapa Didi itu disebut punya rencana terhadap Rabiot. Dia bisa bermain sejajar dengan Pogba sebagai gelandang tengah dalam skema 4-3-3, sedikit di depan Kante, yang mengokupasi pos jangkar.

Rabiot juga bisa bermain lebih ke bawah sebagai deeplying playmaker. Dalam kondisi ini, pendamping Pogba sebagai gelandang tengah dalam format 4-3-3 adalah Matuidi, yang jago mencuri bola.

Mourinho sebenarnya juga tak fanatik dengan 4-2-3-1. Saat bertamu ke markas Fenerbahce di Liga Europa (3/11) United bermain memakai pakem 4-3-3 dengan Pogba mengisi pos gelandang tengah luar.

Sial bagi Mou, Pogba hanya mampu setengah jam berada di lapangan akibat didera cedera paha.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P