Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Telat Panas
Melihat statistik selama karier di sepak bola profesional, Pogba cenderung mengalami satu masalah di awal musim, yaitu telat panas.
Statistik tiga musim terakhir memperlihatkan dalam 10 partai perdana liga, Pogba memang minim kontribusi nyata berupa gol ataupun assist.
Pogba di 2015/16 tepat dikomparasikan dengan musim ini. Kala itu, ekspektasi juga tinggi pada dirinya sebab ia menggunakan nomor punggung keramat di Juventus, 10.
Status sebagai satu-satunya pemain Juve dalam daftar UEFA Player of the Year dan FIFA FIFPro World XI 2015 hanya menegaskan besarnya ekspektasi Juventini pada Pogba.
Nyatanya, Pogba menuai kritik pada awal 2015/16. Hengkangnya dua gelandang yang lebih senior, Pirlo dan Arturo Vidal, memengaruhi permainan Pogba.
Hingga pekan ke-10 Serie A musim lalu, Pogba cuma bisa membukukan satu gol dan satu assist. Hal itu berimbas pada hasil Juventus, yang hanya meraup tiga kemenangan.
Namun, segalanya berubah ketika Serie A 2015/16 memasuki pekan ke-11. Dalam 28 partai sampai akhir musim, Juve cuma menelan satu kekalahan.
Pogba salah satu bintang kebangkitan Juve. Sepanjang musim tersebut di liga, dia pada akhirnya mengemas delapan gol dan 12 assist guna membantu timnya merengkuh scudetto kelima secara beruntun.
Nah, kecenderungan telat panas ini terlihat pada 2016/17. Sampai pekan ke-10 EPL, Pogba baru berkontribusi satu gol buat United.
Namun, pada gameweek ke-11, yaitu partai melawan Swansea City (6/11), Pogba menambah isi pundi-pundi gol yang kini menjadi dua buah.
Golnya istimewa, yakni sebuah tendangan spektakuler dari luar kotak penalti yang sudah menjadi ciri khas Pogba sejak ia di Juventus.
Pogba menginspirasi serangan United. Fan pun mengapresiasi penampilannya kontra Swansea lewat penghargaan man of the match berdasarkan hasil pemungutan suara di akun Twitter resmi United.
Apakah sebiji gol ke jala Si Angsa adalah momentum kebangkitan Pogba? Kita lihat saja.