Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fachrudin Wahyudi Aryanto menjadi sosok penting bagi timnas proyeksi Piala AFF 2016. Pelatih Alfred Riedl telah terpincut kepiawaiannya dalam menjaga daerah pertahanan.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Dari empat pertandingan uji coba yang dilakoni Tim Merah-Putih, dirinya selalu menjadi pilihan utama. Namun, siapa sangka pemain yang menjadi anggota skuat timnas untuk Piala AFF 2012 dan 2014 itu pernah mengalami kisah pelik di masa juniornya.
Ia mengaku perjalanan kariernya tak semulus seperti yang dilihat banyak orang saat ini, yaitu sebagai pilar inti di timnas dan klub.
“Dulu saat kecil saya sering ditolak seleksi, seperti ikut Popda (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) dan tim-tim junior lainnya. Tapi, saat itu saya terus disemangati agar bisa lebih baik lagi,” tutur bek Sriwijaya itu.
Menurutnya, peran orang tua sangatlah penting lantaran tak pernah putus menyemangatinya. Hobinya bermain sepak bola di masa lalu selalu mendapatkan dukungan bapak dan ibunya.
Baca Juga:
Dua sosok itulah yang memberikan izin, bahkan lebih tepatnya merekomendasikan Fachrudin untuk masuk sekolah sepak bola (SSB) di kampungnya, Klaten.
Bila lebih diperincikan lagi, sosok pakde atau pamannya ikut andil membuat Fachrudin sebagai pesepak bola profesional.
“Dulu ceritanya pakde saya itu seorang guru olahraga di sekolah. Temannya ada yang membuka SSB. Akhirnya saya didaftarkan di SSB itu saat kelas 4 SD,” tutur pemain berusia 27 tahun itu.