Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fleksibilitas
Semula Fachrudin kecil sebenarnya tak terlalu berhasrat menjadi pemain bola, tetapi semua itu berubah kala sang bapak rutin mengajaknya menyaksikan pertandingan sepak bola.
“Saya dulu sering diajak menonton Pelita Solo. Dari situ muncul dalam hati saya keinginan menjadi seperti orang-orang yang saya tonton itu, yaitu menjadi pesepak bola," ucap Fachrudin.
"Dulu kan Pelita sangat bagus. Saya menonton saja susah masuknya. Dari situlah saya terus bekerja keras,” ujarnya.
Walhasil, langkah demi langkah ia lalui untuk menjemput impiannya. Singkat cerita, ia mengawali karier profesional di
PSS Sleman. Dengan kemampuannya yang dinilai apik, ia promosi dari tim junior ke skuat senior tim berjulukan
Elang Jawa itu.
Penampilan mentereng di PSS dan “dibantu” dualisme PSSI membawa jenjang kariernya meningkat. Ia menjadi bagian dari timnas Piala AFF 2012. Hingga saat ini timnas terus bergantung pada dirinya.
Setelah mengabdi selama lima tahun di Sleman, Fachrudin memilih hijrah ke Madura. Ia bergabung bersama Persepam Madura di bawah asuhan Daniel Roekito.
“Kesan pertama saya saat bertemu dia adalah bek besar dengan kelincahan yang minim. Soal postur sangat mendukung sebagai pemain belakang, tapi akan percuma jika fleksibilitasnya tak bagus. Saya pun terus memberikan instruksi kepadanya untuk memperbaiki hal itu,” tutur Daniel.
“Kini dia sudah menjelma menjadi salah satu bek berkualitas di Indonesia. Postur yang bagus ditambah fleksibilitasnya yang sudah jauh membaik membuat dirinya pantas membela timnas,” ucap sang pelatih melanjutkan.
Sekarang, saat berseragam kuning khas Sriwijaya, Fachrudin pun menjadi bek inti tim dengan catatan penampilan 21 partai dengan sebiji gol. Rekor positif itulah yang menarik minat Riedl.