Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan Barcelona 1-3 dari Manchester City di matchday 4 Liga Champion, medio pekan kemarin, sempat memunculkan kekhawatiran besar di antara Barcelonistas. Wajar, para fan fanatik Barca ini harus menghadapi kenyataan bahwa kehadiran trio MSN tak lagi bisa menjamin raihan kemenangan secara kontinu.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sejak pertama kali terbentuk pada musim 2014/15, trisula Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar bak kartu joker yang bisa selalu diandalkan untuk menuai tripoin.
Tak peduli bagaimana rupa lini belakang maupun lini tengah mereka, selama ketiganya merumput, kemenangan terasa tak pernah mustahil untuk digapai.
Memasuki bulan ketiga di musim 2016/17, MSN seperti mulai kehilangan keganasannya.
Dua kekalahan di La Liga (melawan Alaves 1-2 dan Celta Vigo 3-4) ditambah kekalahan kontra Man. City muncul di saat Barca baru menjalani musim hingga awal November.
Jika dibandingkan dengan laju di musim 2015/16, Barca baru menderita kekalahan ketiga pada awal April, ketika ditekuk Real Madrid pada gelaran el clasico II di Camp Nou.
Artinya, sangat bisa dimaklumi apabila sebagian sektor Barcelonistas sudah ngotot untuk menekan tombol panik.
Kendati demikian, desakan untuk buru-buru menariakkan “Enrique Out!” tampak harus dikaji ulang.
Sebabnya, jalur yang dilalui Barca di awal musim ini nyaris sama dengan perjalanan Andres Iniesta dkk. dua musim lalu, di mana teriakan “Enrique Out!” dari segelintir sektor pendukung juga sudah terdengar.