Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Hal apa yang paling berkesan dari melatih di Malaysia selama satu musim ini?
Di Malaysia, tekanan terhadap pelatih sangat tinggi. Terengganu FA misalnya, mengacu pada empat pertandingan awal saja bisa memecat pelatih.
Dari 12 klub di Liga Super Malaysia, hanya empat klub saja yang tak mengganti pelatih hingga akhir musim, yaitu Johor Darul Ta’zim, Kedah, PDRM, dan saya di T-Team.
Kasus itu contoh “kekejaman” terhadap pelatih. Terlebih saya sebagai satu-satunya pelatih dari Asia Tenggara yang notabene selevel dengan pelatih-pelatih lain di sana. Walhasil, banyak sorotan ke saya.
Hal positif apa yang ada di Malaysia dan tak ada di Indonesia?
Mengenai kompetisi senior mungkin jadwal mereka lebih teratur. Tapi, soal pembinaan, mereka sangat baik. Sama halnya di Indonesia, mereka juga memiliki tim U-21. Bedanya, tim U-21 mereka minimal bermain hingga 24 pertandingan sesuai ciri kompetisi.
Kalau di Indonesia menurut saya hanya sebatas turnamen. Tak hanya itu, Malaysia sudah aktif menggelar kompetisi U-19 serta U-16 dan U-14.
Berdasarkan pengalaman berkarier di kawasan Asia Tenggara, bagaimana peluang Indonesia di Piala AFF 2016?
Saya rasa motivasi “balikan” akan terjadi. Artinya setelah kita tertekan pada masa sanksi kemarin, sekarang pemain punya motivasi lebih. Mental menghadapi tekanan pun saya rasa sudah bagus.
Kekurangan Indonesia hanya minim bermain di luar negeri. Selain Thailand, Filipina bakal menjadi kompetitor serius. Mayoritas pemainnya berpengalaman di liga luar karena banyak naturalisasi.