Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juventus menyandang julukan La Fidanzata d'Italia alias Kekasih Italia. Terasa wajar jika Tim Zebra menerima cinta dari seluruh penjuru Italia sebab mereka memang yang terbaik.
Penulis: Sem Bagaskara
Bicara titel scudetto, Si Nyonya Tua merupakan yang terdepan di Italia dengan koleksi 32 trofi, atau 34 versi Juventini. Juve kian dicintai karena dalam beberapa tahun belakangan mereka menjadi representasi terbaik Italia di dunia internasional.
"Setiap orang yang punya kesempatan meninggalkan Juventus harus mempertimbangkan persoalan dengan seksama, sebab saat ini Juve termasuk dalam empat klub terbaik Eropa," ujar pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, saat menanggapi rumor kepindahan Paul Pogba ke Manchester United pada Juli silam.
Perihal yang dikatakan Allegri memiliki dasar. Dalam ranking teranyar koefisien klub UEFA, Si Nyonya Tua masuk 10 besar, tepatnya di posisi lima.
Peringkat Juve adalah yang terbaik di antara klub Italia lain seperti Napoli (18), Fiorentina (24), Lazio (28), Milan (36), Roma (42), dan Internazionale (44).
Sejak kembali berkompetisi di Liga Champion pada 2012/13, prestasi Juventus terbilang lumayan dengan hanya sekali gagal menembus fase gugur dalam rentang lima musim terakhir.
Tak cuma menampilkan performa bagus di atas lapangan, Si Nyonya Tua juga sehat dalam hal keuangan. Presiden Juve, Andrea Agnelli, pada Oktober lalu secara bangga menyebutkan pencapaian apik klub di sektor finansial.
Si Nyonya Tua mendapatkan pemasukan sebesar 387,9 juta euro pada periode tahun keuangan terbaru yang tutup buku pada 30 Juni 2016. Mereka mencatat keuntungan sejumlah 4,1 juta euro alias lebih banyak 1,8 juta euro dari periode sebelumnya.
"Juve solid dan mempunyai prospek untuk berkembang. Klub akan terus berupaya meningkatkan pemasukan dan memastikan manajemen yang efisien," kata Agnelli di Football Italia.
Finansial
Agnelli kemudian menunjukkan bahwa Juventus telah mengalami kemajuan siignifikan terkait kondisi finansial klub.
"Dalam lima musim belakangan pemasukan kami meningkat dari 172 ke 388 juta euro," tutur pria berusia 40 tahun itu.
Dalam sepak bola modern, kekuatan otot finansial menjadi sangat penting buat menunjang prestasi klub di atas lapangan. Mereka yang sukses di mengeruk pemasukan raksasa sangat berpotensi merajai kompetisi.
Bukan kebetulan jika Real Madrid, klub yang dua kali meraih titel Liga Champion dalam rentang tiga musim terakhir, juga berada di puncak daftar klub terkaya dunia versi Forbes pada 2016.
Dasar pemeringkatan mengacu kepada prestasi klub, aktivitas komersial, dan kondisi finansial. Menurut Forbes, Madrid memiliki nilai pasar sebesar 3,65 miliar dolar Amerika Serikat.
Juventus berada dalam trek yang benar untuk mengupayakan kesejajaran dengan sejumlah raksasa Eropa semodel Madrid, Barcelona, atau Bayern Muenchen.
Si Nyonya Tua muncul di urutan kesembilan dalam daftar yang dimuat Forbes pada Mei silam. Mereka kini gencar untuk melakukan aktivitas komersial di China serta Amerika Serikat pada 2017 mendatang.
"Rencana manajemen dalam empat tahun ke depan memberi saya kepercayaan diri. Saya bisa bilang hal itu akan membuat Juventus menjadi kompetitif baik di level nasional maupun internasional," kata Agnelli.