Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tapi, membawa skuat dream team Serie A barangkali tidak cukup. Tidak seperti 20 tahun yang lalu, Liga Italia sekarang bukan lagi kompetisi nomor satu di Eropa.
Melihat kualitas individu pemain, setidaknya Real Madrid, Barcelona, Bayern Muenchen, dan Manchester CIty lebih bagus daripada Juve. Tiga tim yang disebut pertama juga merupakan dominator di LC dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami tidak bisa bilang bahwa Juventus adalah favorit juara. Ada tiga atau empat tim yang mungkin lebih bagus daripada kami dan mereka berada di level yang sama," sebut Buffon.
"Memenangi turnamen seperti LC ditentukan oleh segala hal, termasuk faktor-faktor minor".
Faktor-faktor minor itu tentu saja termasuk keberuntungan. Juventus bisa menengok ke musim 2014/15 untuk mengamini hal tersebut. Ketika itu Juventus dipayungi sejumlah keberuntungan berupa lawan-lawan yang dihadapi.
Mereka berada di grup yang relatif ringan bersama Atletico Madrid, Olympiacos, dan Malmoe.
Juventus hanya finis sebagai runner-up Grup A. Terbukti Juve masih kalah kualitas dari Atletico, yang sekarang memiliki tradisi lebih baik dari mereka di LC.
Runner-up fase grup seharusnya membuat Juventus bertemu tim yang lebih kuat di babak 16 besar. Tapi, mereka terhindar dari Barcelona, Madrid, atau Muenchen. Hanya Borussia Dortmund, yang saat itu sedang limbung.
Di babak berikutnya, Juventus beruntung lagi. Mereka hanya bertemu AS Monaco, yang menyingkirkan Arsenal di 16 besar. Arsenal mungkin akan lebih menyulitkan Juventus.
Bianconeri barangkali perlu mengharapkan kondisi itu terulang musim ini. Awalan sudah bagus. Juventus sedang memimpin Grup H. Kalau sukses, Juventus bisa mendapatkan lawan yang lebih mudah di 16 besar.
Jalan menuju perempat final bisa mulus. Saat itulah Juventus perlu berharap undian penentuan lawan akan tersenyum buat mereka lagi.