Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesenjangan yang semakin melebar
Setelah diterpa kasus besar Calciopoli pada 2006, AC Milan dan Juventus mulai menata kembali kekuatan mereka. Perlahan namun pasti, keduanya pun sanggup menduduki lagi jajaran atas Serie A.
Pada 2010, AC Milan memiliki komposisi pemain mentereng. Sederet nama bintang seperti Ibrahimovic, Pirlo, Clarence Seedorf, Thiago Silva, Alessandro Nesta, hingga Mark van Bommel sempat menghiasi daftar skuat Rossoneri.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, AC Milan justru mengalami kondisi tak menentu. Nama-nama pemain yang disebutkan tadi satu per satu mulai pergi.
AC Milan appoint Sinisa Mihajlovic as new coach, just one hour after sacking Filippo Inzaghi https://t.co/nbQcaSpCtE pic.twitter.com/vPHA7f1cMo
— BBC Sport (@BBCSport) June 16, 2015
Sementara itu, memasuki 2011, Juventus mulai berbenah ke arah yang lebih baik. Mereka semakin solid dan komplet dengan hadirnya pelatih Antonio Conte.
Terlebih lagi, Juventus sukses mendatangkan sejumlah pemain penting, seperti Arturo Vidal, Paul Pogba, Mirko Vucinic, hingga Pirlo yang sebelumnya adalah pilar kunci AC Milan.
Otomatis, rivalitas di antara kedua klub memudar. Perlahan, AC Milan seolah "mundur" dari persaingan menuju tangga juara akibat komposisi pemain yang mulai tak seimbang.
AC Milan semakin terpuruk pasca-kepergian Allegri pada 2014. Seedorf dan Inzaghi yang sempat mengisi kursi kepelatihan AC Milan, tak mampu mengangkat prestasi klub secara signifikan.
Sejak itulah, Juventus lebih sering bersaing memperebutkan scudetto dengan Napoli atau AS Roma.
Lantas bagaimana nasib AC Milan? Pada akhir musim 2013-2014, mereka terlempar dari posisi lima besar! (peringkat kedelapan).